STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Menjelang lebaran, konsumsi masyarakat terhadap makanan terhitung tinggi. Tingginya konsumsi ini menurut Rustyawati Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY masyarakat harus hati-hati produk brand kadaluarsa dan rusak jelang lebaran.
“Brand terkenal ditemukan di swalayan maupun toko-toko. Produk kadaluarsa maupun rusak itu tidak mengenal brand atau non brand. Kalo itu ada di swalayan berarti pengelola retail itu yang lalai,” katanya kepada Starjogja 101,3 FM Kamis (23/5/2019).
Rusty mengatakan masih adanya produk brand kadaluarsa dan rusak ditemukan dari hasil sidak di beberapa titik lokasi. Mulai dari pasar hingga swalayan menjelang lebaran ini.
Baca Juga : Indonesia Pembuang Makanan Terbesar di Dunia
“Hasil sidak 70% menjual pangan yang tidak sesuai dengan ketentuan antara lain rusak, kadaluarsa, tanpa ijin edar masih ditemukan,” katanya.
Setidaknya sudah ada 200 sarana yang sudah diperiksa oleh BPOM DIY. Pemeriksaan ini tidak hanya melibatkan BPOM DIY saja tapi juga dengan berbagai dinas terkait.
“Jalur distribusi sekitar 200 lebih kita periksa. Kita periksa sarana, pengawasan dengan TPID terhadap produk yang dijual di pasar,” katanya.
Saat pemeriksaan itu jika menemukan produk yang tidak sesuai dengan aturan maka langung diturunkan atau dimusnahkan di tempat. Sebab, jika tidak dimusnahkan maka produk itu bisa beredar di tempat lain sehingga membahayakan masyarakat. Sehingga ia berpesana agar hati-hati produk brand kadaluarsa dan rusak.
“Masyarakat tolong bisa lebih aware dengan kesehatan dengan cek kemasannya, ijin edarnya, kadaluarsanya,” katanya.
Comments