STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Satgas Saber Pungli UPP DIY mencatat tren pungutan liar (pungli) tahun ini di Kota Jogja didominasi sektor parkir. Hal ini disampaikan Sekretaris Satgas Saber Pungli, Yudi Ismono, pada Sosialisasi dan Supervisi Saber Pungli terkait penanganan permasalahan parkir dan retribusi pariwisata di Kota Jogja, di Hotel Jambuluwuk, Kamis (27/6/2019).
Dalam kegiatan ini selain mengundang kepolisian dan pemangku kebijakan, yakni Dishub Kota Jogja, pihaknya juga mengundang 30 pengelola parkir. “Dengan harapan mereka dapat kembali memahami peraturan tentang pengelolaan parkir, khususnya menjaga citra Jogja,” ujarnya kepada Harianjogja Kamis (27/6/2019).
Dari hasil evaluasi giat yang dilakukan Satgas Saber Pungli sejauh ini, ia menemukan terbatasnya area parkir di Kota Jogja menyebabkan munculnya berbagai praktek parkir liar dengan harga nuthuk. Fenomena ini ia khawatirkan dapat mencoret citra Jogja sebagai kota wisata.
Baca Juga : Pungli Parkir Paling Banyak Dilaporkan ke Satber Pungli DIY
Praktek pungli sulit hilang karena sejauh ini regulasi yang mengatur masih tidak jelas. Saat ini pelaku pungli hanya diproses dengan siding Tindak Pidana Ringan (Tipiring) sehingga tidak memberi efek jera. Ia menyebut di Jogja, khususnya sekitaran tempat wisata rawan terjadi pungli. Beberapa diantaranya seperti di Abu Bakar Ali, depan BI, samping Suryaatmajan, Gembiraloka, dan lainnya.
Ia mengungkapkkan, sebenarnya para penyedia parkir di luar parkir yang disediakan pemerintah atau swasta cukup membantu keterbatasan area parkir. Sayangnya sampai saat ini belum ada da regulasi yang mengakomodasi mereka agar bisa dilegalkan.
Ia melihat di DIY khususnya di wisata pedesaan banyak yang belum tersentuh Dishub untuk pengelolaan parkirnya. “Kalau dikelola bersama untuk komunitas desa seharusnya ada toleransi, kontribusinya adalah pada masyarakat desa, bukan perseorangan,” ungkapnya.
Kepala Dishub Kota Jogja, Agus Arif, mengatakan meski didapati beberapa aduan di Satgas Pungli, menurutnya di Jogja kondisi parkir masih cukup kondusif. “Mungkin Cuma perlu dikomunikasikan kepada para pengelola parkir, karena mereka ini dutanya wisata Jogja, wisatawan datang ke Jogja yang pertama mereka temui adalah juru parkir,” katanya.
Comments