STARJOGJA.COM, JOGJA – Puncak musim kemarau di DIY akan terjadi pada Agustus 2019. BMKG Yogyakarta memprakirakan Kemarau di Yogyakarta akan secara periodik menguat dan puncaknya pada Agustus
” Penguatan musim kemarau ini telah ditandai adanya hari tanpa hujan (HTH) di sejumlah wilayah di DIY,” kata Kepala Kelompok data dan informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum,dikutip dari antaranews.com.
Menurutnya, Sejumlah wilayah di DIY yang sudah lebih dari 61 hari tanpa hujan dikategorikan berstatus “Awas” terhadap kekeringan, sedangkan yang sudah 31 hari tanpa hujan memiliki status “Siaga.”
Meski demikian, menurut dia, bukan berarti saat musim kemarau di DIY yang telah dimulai sejak April 2019 sama sekali tidak ada hujan. Hujan masih dimungkinkan muncul selama musim kemarau, namun dengan kadar curah hujan kurang dari 50 milimeter per 10 hari (dasarian).
BACA JUGA : Kebakaran di Bantul Meningkat Saat Musim Kemarau
Menurut dia, munculnya hujan saat musim kemarau bisa disebabkan adanya gangguan cuaca jangka pendek yang memengaruhi pertumbuhan awan hujan. Ia mencontohkan beberapa hari yang lalu sempat tercatat hujan 1,8 milimeter di Yogyakarta yang disebabkan adanya gangguan cuaca akibat pertemuan angin atau konvergensi dampak dari siklon tropis di Vietnam.
“Jadi musim kemarau jangan diartikan sama sekali tidak ada hujan,” kata Etik.
Berdasarkan prakiraan Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, awal musim hujan di DIY baru akan terjadi pada pertengahan Oktober 2019. Adapun musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke musim hujan akan berlangsung salam rentang akhir September sampai Oktober 2019.
Etik menyebutkan sejumlah wilayah yang berstatus Awas terhadap kekeringan meteorologis adalah Kecamatan Kasihan, Jetis, Imogiri, Pajangan, Pandak, Bantul, Sewon, Banguntapan, Piyungan (Kabupaten Bantul), Tanjungsari, Paliyan, Girisubo, Rongkop, Karangmojo, Ponjong, Wonosari, Saptosari, Semanu, Tepus (Gunungkidul) dan Kecamatan Panjatan di Kulon Progo.
Sedangkan sejumlah daerah di DIY juga ditetapkan berstatus Siaga terhadap kekeringan meteorologis adalah Kecamatan Pleret, Piyungan, Bambanglipuro, Pundong, Dlingo, Kretek, Kasihan, Sedayu (Bantul), Berbah, Prambanan, Ngemplak, Cangkringan, Seyegan, Moyudan, Minggir, Kalasan, Ngemplak, Pakem, Depok, Gamping, Turi, Godean, Sleman, Ngaglik (Sleman), Kokap, Pengasih, Girimulyo (Kulon Progo), dan Kecamatan Patuk, Purwosari, Ngawen, Nglipar, Playen, Semin
Comments