STARJOGJA.COM, News – Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Bantul, mengimbau masyarakat tidak mencuci jeroan hewan kurban di sungai karena selain mengurangi kualitas jeroan juga dapat mencemari air sungai.
“Saya minta tidak buang di sungai tapi membuat jugangan atau lubang kemudian limbah kotoran hewan dipendam,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, DP2KP Bantul, Joko Waluyo kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Jumat (9/8/2019).
Joko mengatakan imbauan itu sudah disampaikan dalam acata bimbingan teknis (Bimtek) penyembelihan hewan kurban dan pengemasan daging kurban yang diikuti sekitar 100 takmir masjid di Bantul, dua hari lalu. Ia berharap takmir masjid bisa menyebarluaskan kembali hasil bimtek kepada masyarakat umum.
Baca Juga : Bupati Sleman Larang Warga Buang Sisa Potongan Hewan Kurban ke Sungai
Joko berkata sebaiknya jeroan dicuci dengan air bersih yang mengalir dan limbahnya dipendam dalam tanah. Selain itu dalam proses pembagian daging kurban sebisa mungkin memisahkan antara daging dan jeroan karena jeroan miliki sifat bau dan paling banyak bakterinya sehingga dikhawatirkan dapat tercampur pada daging yang mudah menyerap.
“Syukur kalau ada waktu panitia kurban atau takmir masjid memasak jeroan terlebih dahulu sebelum dibagikan. Kalau memang tidak ada waktu panitia bisa meminta masyarakat agar segera memasak jeroan dan tidak menyimpan terlalu lama,” ungkap Joko.
Pada hari penyembelihan nanti, DP2KP Bantul juga akan memantau proses penyembelihan. Pihaknya mengerahkan sebanyak 183 petugas yang terdiri dari DP2KP Bantul, Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Proses pemeriksaan, kata Joko sudah dimulai sejak awal Juli lalu ke sejumlah titik penjualan hewan dam peternak.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengantisiasi penyakit pada hewan, salah satunya antraks. “Untuk kondisi saat ini ternak dalam kondisi sehat tidak ada temuan penyakit. Seandainya di hari H paling-paling biasanya penyakit cacing hati,” kata Joko.
Memurut dia, hati sapi sebenarnya masih bisa dikonsumsi jika hati yang terkena cacing dipotong dan dibuang.
Sementara lokasi pemotongan kurban diprediksi ada sekitar 2.200 titik di Bantul, namun untuk jumlahnya ia belum bisa menghitung dan dimungkinkan terus bertambah. Untuk diketahui pada Iduladha tahun lalu jumlah titik pemotongan ada 2.130 titik dengan jumlah sapi sekitar 6.000 ekor dan kambing 13.000 ekor.
Kepala Bidang Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup (P4LH), Dinas Lingkungan Hidup Bantul, Tri Manora mengatakan limbah jeroan hewan dapat sebaiknya dikubur ketimbang dibuang ke sungai karena dapat mencemari sungai.
Comments