STARJOGJA.COM, Info – Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Dr Syarief Hasan Lutfie mengatakan sedikitnya 20 persen kondisi kali masyarakat Indonesia mengalami kelainan yang disebut dengan kaki bebek atau datar.
Menurutnya ada tiga kategori jenis kaki. Selain kaki bebek atau kaki datar, ada juga jenis kaki sangat lekuk dan kaki normal. Ketiga kriteria itu tadi dipakai di seluruh dunia.
“Dari penelitian saya, itu ada riset prevalensi kaki yang datar pada kira-kira 9 kloter jamaah haji. Kalau 9 kloter kali 500 orang, ini artinya 20 persen mengalami kaki datar,” ujar Syarief kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Kamis (15/8/2019).
Baca Juga : Deodoran Kulit Salak Jadi Solusi Atasi Bau Kaki
Dikatakan, kaki bebek atau kaki datar memengaruhi kemampuan kaki untuk berjalan ketika melakukan toe off atau gerakan mengungkit, akan menggeser berat badan ke jempol kaki sehingga kontraksi otot-otot tungkai akan bertambah. Termasuk tulang belakang, paha, hingga ke betis.
Kondisi itu membuat orang berkaki datar mudah mengalami kelelahan atau fatigue. Fatigue Muscle diakibatkan oleh gesekan dan gerakan yang berlebih.
Berjalan dengan tidak benar karena bentuk kaki yang tidak normal akan memengaruhi vaskularisasi jantung ke seluruh tubuh apalagi dalam kondisi stres, stres emosional.
“Ini juga akan membuat lelah, lelah umum yang bercampur pegal, lelah, tekanan batin, panas suhu, sosial budaya itu semua satu manifestasi klinis, sehingga timbul jantung rematik triggernya lelah,” terangnya.
Perilaku Penduduk
Kondisi ini juga terkait dengan perilaku penduduk Indonesia yang berangkat menunaikan ibadah haji dengan hanya mementingkan motivasi dan kesanggupan fisik secara awam. Baginya hal itu tidak cukup. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, termasuk kesiapan fisik yang berhubungan dengan kaki.
Dia mengatakan terkait fisik secara spesifik yaitu kaki jarang ada yang memperhatikan.
“Padahal kaki itu bagian utama untuk tawaf, sa’i, berjalan, itu bagian dari ibadah. Jika diabaikan permasalahan kaki ini maka akan mengalami kelelahan hingga kehabisan energi atau yang kita kenal dengan fatigue,” katanya.
Dokter Syarief kemudian menyarankan agar kondisi ini diatasi sebelum kelelahan yang diderita tubuh lebih besar dan menjadi kesakitan yang berisiko tinggi.
“Maka persoalan kakinya harus diatasi dulu agar nanti tidak merembet kepada fatigue yang sifatnya lebih sistemik atau general,” tambah Direktur Utama PT RS Haji Jakarta ini.
Syarief mengatakan bagi masyarakat dengan kaki datar perlu melakukan koreksi pada insole alas kaki. Langkah ini agaknya akan membantu agar sejumlah masalah termasuk mudah lelah saat berjalan dapat dihindari.
Dia kemudian membuat secara manual problematika kaki pada pasiennya. Syarief melakukan quick print pada tiap pasien kemudian mengoreksi sendiri dan mencetak insole alas kaki.
“Kemudian saya bekerja sama dengan tukang saya dengan latar belakang orthotic prosthetic yang ada pendidikannya di Solo. Dibuatlah koreksi manual yang saya buat sampai sekarang sehingga saya menemukan produsen sepatu Andre Valentino untuk bekerja sama menyosialisasikan insole yang saya buat untuk kasus-kasus kaki,” katanya.
Di sisi lain, kondisi kaki manusia sangat beragam. Dia menggambarkan ada orang yang tungkainya pendek sebelah, kakinya juga datar. Hal inilah yang kemudian menjadi fokusnya untuk meneliti kaki terutama untuk telapak kaki.
Syarief berhasil mengumpulkan data-data dan mengambil disertasi di Fakultas Kedokteran UI untuk melakukan penelitian kemampuan endurance pada jamaah haji yang mempunyai kaki datar itu pada tahun 2008.
Comments