STARJOGJA.COM, JOGJA – Konsorsium Penerbit Jogja (KPJ) mengecam tindakan pembajakkan buku yang masih berlangsung hingga saat ini. Akibat aksi ini, penerbit mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Buku populer menjadi sasaran utama dari pembajakan.
Perwakilan Konsorsium Penerbit Jogja (KPJ) Hinu OS menyebutkan Buku bajakkan tidak lagi diedarkan secara bawah tanah, tetapi terang-terangan. Bahkan menjalar hingga ke gerai-gerai online.
” Ini penyakit bertahun-tahun. Praktik pembajakan buku kini juga lebih telanjang. Mereka menjual secara terang-terangan,” jelas Hinu kepada Star Jogja FM, Selasa (27/08).
BACA JUGA : Kampung Buku Jogja Wadahi Pecinta dan Pelaku Industri Buku
Menurutnya, jika dulu dulu ada budaya malu menjual buku bajakan, namun kini para penjual itu dengan berani memajang buku bajakan itu di posisi paling atas. Mereka menyebutnya sebagai buku kw atau buku repro.
” Buku-buku popular yang paling sering dibajak. Contoh saja bukunya Dewi Lestari dan juga Seni Bersikap Bodoh itu gampang banget ditemukan bajakannya,” terangnya.
Ia menyebut suburnya praktik pembajakan buku itu juga terjadi karena dari faktor konsumen. Pembeli ada yang menganggap buku bajakkan lebih murah. Sebab itu, Hinu memandang bahwa selain menghentikan pembajakkan, perlu dilakukan edukasi pada konsumen.
Comments