STARJOGJA.COM, News Kulonprogo – Pengembangan pelabuhan di daerah pantai perlu kajian dari pemerintah pusat dan daerah. Sebab tidak ada data gelombang yang memadai di Indonesia, terutama untuk data jangka panjang. Prof. Nur Yuwono pengajar di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) FT UGM menyampaikan data ia menemukan banyak kasus erosi dan sedimentasi beberapa pelabuhan di Indonesia. Sedimentasi Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo, sangat parah, dengan yang sedimentasi sebesar 731.000 m3 per tahun dari arah barat dan 1.024.300 m3 per tahun dari arah timur.
Ia mencontohkan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang dibangun tahun 1982, saat ini kolam pelabuhan mengalami sedimentasi parah sebesar 600.000 m3 per tahun.
“Saat ini tidak dapat dipergunakan lagi,” katanya dalam Diskusi Perencanaan dan Manajemen Pelabuhan yang berlangsung di ruang seminar Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Senin (7/10).
Untuk mengatasi sedimentasi dan erosi dari struktur pantai selama ini mengandalkan pemecah gelombang. Namun konsep tersebut belum sepenuhnya diterima Pemda karena biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang relatif mahal. Apalagi tidak ada peraturan untuk mendukung metode sand by passing tersebut.
“Beberapa peraturan justru melemahkan metode ini,” katanya.
Baca Juga : Pelabuhan Tanjung Adikarto Masih Ditunggu Nelayan
Prof. Radianta Triatmaja pengajar di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) FT UGM mengatakan desain pemecah gelombang sangat mahal, bahkan desainnya memengaruhi dalam hal kapasitas layanan, efisiensi, serta biaya operasi dan pemeliharaan pelabuhan. Oleh karena itu, keberadaan pemecah gelombang dalam perencanaan pelabuhan harus dipertimbangkan secara serius untuk mengoptimalkan biaya pengelolaan pelabuhan.
“Untuk berfungsi optimal, diperlukan desain, konstruksi, dan pemeliharaan pemecah gelombang yang tepat,” katanya.
Sementara Franz Horberg pakar tranportasi dari Jerman dalam sesi diskusi memaparkan pentingnya memahami keberlanjutan sebuah pelabuhan dapat beroperasional dalam jangka panjang dengan memperhatikan analisis permintaan pelabuhan, perencanaan fasilitas, kebutuhan investasi, analisis finansial, perencanaan bisnis dan strategi, optimasi operasi, serta pengaturan kelembagaan di pelabuhan.
Comments