STARJOGJA.COM, Info – Ketua PMI Kota Makassar Syamsu Rizal mengatakan bahwa hampir setiap hari jajarannya menemukan pendonor di PMI Makasar yang setelah diperiksa darahnya diketahui terinfeksi virus HIV/AIDS.
“Hampir setiap hari ada yang ditemukan terinfeksi HIV/AIDS dan itu setelah ditelusuri mereka para pendatang atau transit,” kata Syamsu Rizal, seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/10/2019).
HIV/AIDS merupakan hal yang berbeda tetapi saling berhubungan. Human Immunodeficiency Virus atau biasa disingkat HIV adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Baca juga: PMI Gunung Kidul Aktif Cari Pendonor Darah
HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda. HIV menyerang dan menghancurkan sel CD4 yang seharusnya melawan infeksi dari sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi kesulitan melawan infeksi dan kanker terkait HIV tertentu.
Sementara itu, AIDS adalah kondisi penyakit kronis dari infeksi virus HIV. Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit lain, seperti kanker dan berbagai infeksi yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh Anda.
Rizal mengatakan bahwa jika menemukan penderita yang terinfeksi HIV/AIDS itu tentu menjadi anonim dan tidak diekspos, hanya kemudian diberikan laporan hasil laboratoriumnya ke pihak Dinas Keseatan untuk ditindaklajuti di lapangan.
Menurut Rizal, kasus HIV/AIDS yang sudah sekitar 10.000 dari total kasus sebanyak 13.000 lebih di Sulawesi Selatan, tidak boleh dianggap sepele karena kasus HIV/AIDS ini memiliki efek gunung es.
Di Kota Makassar yang berpenduduk 1,70 juta jiwa, rasionya dapat menjadi 1:17 atau sekitar 10 persen.
“Artinya jika ada 17 orang, maka satu orang di antaranya pengidap HIV/AIDS. Ini harus menjadi perhatian bersama dan harus bersama-sama menggencarkan sosialisasi dan upaya pencegahannya.
Rizal mengatakan bahwa semua pihak harus mengambil peran untuk membantu pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, bukan mengucilkan yang positif HIV/AIDS dari lingkungan keluarga atau masyarakat, melainkan merangkulnya untuk bersama-sama mengampanyekan bahaya HIV/AIDS itu.
Sementara itu, pemerintah selaku pengambil kebijakan, lanjutnya, harus memiliki keberpihakan pada kelompok minoritas ini dan tidak menganggapnya sebagai beban masyarakat dan pemerintah, tetapi harus dirangkul dan memberdayakan kembali.
Comments