STARJOGJA.COM, Info – Kawasan Kotagede yang menjadi satu dari lima cagar budaya di Kota Yogyakarta akan dilengkapi dengan dua gapura penanda kawasan, masing-masing di Jalan Kemasan dan Jalan Tegalgendu.
“Dengan adanya gapura ini, maka masyarakat, khususnya wisatawan, akan merasa bahwa mereka sedang memasuki atau berada di kawasan cagar budaya. Keberadaan gapura akan menguatkan suasana kawasan,” kata Kepala Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya Dinas kebudayaan Kota Yogyakarta Pratiwi Yuliani di Yogyakarta, Senin.
Kedua gapura penanda tersebut dibangun dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan dari salah satu bank di Kota Yogyakarta dengan nilai sekitar Rp272 juta. Pekerjaan pembangunan gapura diharapkan selesai pada tahun ini.
Baca Juga : Pasar Keroncong Kotagede Tak Pernah Padam
Pratiwi mengatakan kawasan cagar budaya Kotagede sebenarnya sudah dilengkapi dengan gapura penanda, yaitu di Jalan Kemasan, namun desain gapura tersebut dinilai tidak tepat sehingga diputuskan dibongkar dengan diganti desain yang lebih tepat.
Desain untuk gapura di Jalan Kemasan akan direnovasi dengan mengadopsi arsitektur bangunan pendopo yang banyak terdapat di Kotagede, yaitu bentuk pendopo tumpang sari.
Gapura di Jalan Tegalgendu akan dibangun dari awal dengan mengadopsi arsitektur gapura di kompleks Masjid Gede Mataram dan makam Raja Mataram, yaitu dengan desain punden berundak.
Gapura di Jalan Tegalgendu akan dibangun di atas trotoar, namun ia memastikan akses pejalan kaki tidak akan terganggu karena gapura akan dilengkapi dengan semacam terowongan atau lorong pendek untuk pejalan kaki.
Ia berharap, keberadaan dua gapura penanda tersebut akan semakin menguatkan citra kawasan cagar budaya Kotagede dan dimungkinkan gapura penanda tersebut akan diadopsi untuk memberi tanda empat kawasan cagar budaya lain di Kota Yogyakarta.
Kota Yogyakarta memiliki lima kawasan cagar budaya, yaitu Kotagede, Kotabaru, Kraton, Pakualaman, dan Malioboro.
“Pemberian gapura penanda memang diawali dari kawasan Kotagede, karena kawasan ini bisa disebut sebagai kawasan kota kuno di Yogyakarta. Wilayah ini merupakan awal dimulainya Kerajaan Mataram dan masih banyak peninggalan dan situs-situs sejarah yang bisa dipelajari,” katanya.
Sumber : Antara
Comments