STARJOGJA.COM, JOGJA – Memasuki musim pancaroba Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengimbau semua masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi berbagai penyakit.
Imbauan tersebut dilakukan dengan membuat surat edaran (SE) yang dilayangkan ke seluruh wilayah di kota Jogja untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai potensi penyakit yang dimungkinkan merebak selama musim pancaroba, khususnya demam berdarah.
“Melalui surat edaran tersebut, warga diminta untuk melakukan berbagai upaya pencegahan penularan demam berdarah (DB) yang berpotensi meningkat selama musim pancaroba dan hujan,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Jogja Yudiria Amelia dikutip dari Antara, Selasa (5/11/2019).
Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Sleman Sudah 122
Berbagai upaya pencegahan penularan DB yang bisa dilakukan masyarakat di antaranya menggalakkan kembali kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) dan kegiatan Jum’at bersih.
Yudiria mengingatkan beberapa tempat yang biasanya sering dilupakan padahal kerap menyisakan genangan air adalah ban bekas.
“Genangan air di ban bekas ini bisa menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk karena air di ban bekas sangat sulit dihilangkan,” katanya.
Beberapa sampah yang tercecer dan berpotensi menampung air, lanjut dia, juga berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menjadi perantara penularan demam berdarah.
“Selama musim kemarau, banyak sampah seperti botol atau gelas plastik hingga ember bekas yang dibiarkan terbuka dan saat terjadi hujan akan menampung air yang bisa digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk,” katanya.
Pembersihan lingkungan sekaligus pemberantasan sarang nyamuk, menurut Yudiria, dapat dilakukan melalui gerakan Jum’at bersih di lingkungan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Jogja, jumlah kasus DB hingga saat ini sudah melebihi total kasus yang terjadi pada 2018 meskipun tidak setinggi jumlah kasus pada 2017. Hingga awal November, tercatat 455 kasus DB, sedangkan pada 2018 tercatat 413 kasus.
Comments