Flash Info

Pemerintah Diminta Tingkatkan Literasi Baca

0
literasi baca
literasi baca (HUmas UGM)

STARJOGJA.COM, Info – Pemerintah diminta tingkatkan literasi baca, penguasaan ilmu matematika dan sains. Oleh karena itu, tugas menteri pendidikan dan kebudayaan yang baru diharuskan mampu mencapai program kerja yang betul-betul terukur melalui inovasi, peningkatan kualitas guru dan pemerataan pendidikan. Demikian beberapa hal yang mengemuka dalam Seminar yang bertajuk Roadmap Pembangunan SDM Indonesia yang diselenggarakan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama),Kamis (4/11) di Hote Inna Bali.

Seminar yang diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-13 Kagama ini menghadirkan beberapa pembicara yakni Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., Ph.D., Rektor Universitas Udayana Bali Prof Raka Sudewi, Ekonom Faisal Basri dan Hendri Saparini serta Pendiri Startup Ruang Guru Belva Syah Devara.

Panut Mulyono mengatakan sistem pembelajaran sekarang ini memang sebaiknya mengikuti perkembangan bidang teknologi dan komunikasi dimana anak-anak sudah melek mulai melek dengan dunia digital. Namun demikian menurutnya, pendidikan dan industry harus dibangun secara bersamaan. Sebab, kata Rektor, sebaik apapun pendidikan yang dibangun tetap saja mereka tidak memiliki kesempatan kerja.

Baca Juga : Angka Literasi Keuangan Masih Rendah

“Kondisi saat ini belum ideal, industry kita harus digenjot lewat investasi,” katanya.

Bukan hanya soal kesempatan kerja, anak didik yang seharusnya bisa ikut menimba pengalaman lewat magang di industri kata Panut juga kesulitan.

“Tidak banyak industri untuk bisa jadi tempat mereka belajar secara keilmuan,” katanya.

Raka sudewi mengatakan pemerintah dalam lima tahun ini perlu meletakkan fondasi untuk meningkatkan angka Global Index Inovation (GII) yang selama ini mengalami penurunan. Ia menyebutkan Indonesia berada di peringkat 85 dari 129 negara. Ia mengusulkan pemerintah melakukan program penguatan jati diri bangsa, pengembangan peran catur guru, dan mendorong pendidikan untuk pengembangan inovasi.

CEO Ruang Guru Belva Devara mengatakan tidak ada revolusi pendidikan tanpa teknologi. Kemunculan aplikasi ruang guru menurutnya berangkat dari keprihatinannya menyaksikan kesenjangan kualitas pendidikan.

“Prinsip kami sederhana, bagaimana anak yang tinggal di daerah terpencil bisa bersaing dengan anak yang Jakarta,”katanya.

Ia menyebutkan saat ini aplikasinya sudah diunduh 10 juta orang dengan melibatkan 200 ribu orang guru yang sudah terdaftar. Melalui aplikasi ruang guru, kata Belva, dalam dua tahun terakhir setidaknya mampu mengubah mindset banyak orang bahwa belajar bisa lewat ponsel.

Ekonom Faisal Basri mengatakan menteri pendidikan yang baru memiliki target yang bisa diukur dengan angka tidak menggunakan pendekatan yang sifatnya abstrak.

“Setidaknya lima tahun itu targetnya ada. Seperti literasi baca, matematika dan sainnya mencapai angka rerata Asean lah,” katanya.

Hendri Saparini memiliki pandangan bahwa pembangunan SDM harus mengikuti arah pembangunan ekonomi. Karena itu keberadaan bonus demografi menurutnya harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

“Kita harus memilih sektor ekonomi yang kita pilih sebagai kekuatan, lima tahun ini sangat penting karena ada bonus demografi. Sektor manufaktur sangat penting, di cina sektor ini menyumbang 40 persen untuk GDP, di Jerman 30% dan Indonesia saat ini turun jadi 19 persen,” katanya.

Bayu

Warga Tolak Penambangan Pasir kali Gendol

Previous article

Pelabuhan Benoa Dikunjungi 2 Kapal Pesiar Tiap Bulan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info