STARJOGJA.COM, Info – Sekilas Laurent Simons tampak seperti anak berusia 9 tahun pada umumnya. Namun, saat mulai menggambarkan karyanya di sebuah universitas di Belanda tampaklah bahwa Laurent bukanlah anak biasa. Di universitas tersebut dia mengembangkan sirkuit komputer yang akan mereplikasi bagian otak.
“Apa yang kami lakukan adalah menempatkan neuron dan membuat koneksi untuk melihat apa reaksinya terhadap pengobatan di bagian otak,” katanya tentang proyek brain-on-chip, yang menggabungkan bidang biomedis dan bidang teknik listrik, dilansir Reuters, Jumat (22/11/2019).
Dengan IQ 145, bocah lelaki Belgia itu berada di jalurnya untuk menjadi lulusan universitas termuda di dunia ketika dia menyelesaikan gelar sarjana teknik elektro di Universitas Teknologi Eindhoven bulan depan.
Baca Juga : Tak Mengenal Usia, Seorang Nenek Mendapat Gelar Sarjana Diusia 81 Tahun
“Saya berencana untuk memulai PhD dan belajar sedikit tentang obat, tetapi sebelum liburan itu,” katanya tentang rencana pascakelulusannya.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah dalam waktu kira-kira satu tahun, Laurent yang lahir di Belgia tetapi sekarang tinggal di Belanda, memulai belajar di bangku kuliah dan bersiap untuk menyelesaikan program sarjana tiga tahun hanya dalam waktu sembilan bulan.
“Setiap profesor sangat antusias mengajar Laurent dan bagi kami ini adalah situasi yang unik tentu saja karena dia adalah siswa termuda yang pernah kami miliki,” kata direktur program Sjoerd Hulshof.
“Kecepatan pikirannya – kita tidak bisa membayangkan apa yang terjadi di kepalanya. Dia mungkin tiga kali lebih pintar dari siswa terpintar yang pernah kita miliki, ” lanjutnya.
Saat ini orang termuda yang memperoleh gelar sarjana adalah American Michael Kearney, yang mencapai prestasi pada Juni 1994 pada usia 10 tahun 4 bulan, menurut Guinness Book of World Records.
Ketika dia tidak berada di universitas, Laurent mengatakan dia menuntun anjingnya, memainkan permainan video Minecraft dan Fortnite atau memposting gambar di Instagram.
Terinspirasi oleh Nikola Tesla, dia berencana untuk meneliti organ buatan, dan pada akhirnya mengembangkan seluruh tubuh buatan di laboratoriumnya sendiri. “Kakek-nenek saya adalah pasien jantung,” jelasnya.
Penawaran membanjir dari universitas di seluruh dunia dan orang tua Laurent membantunya menimbang pilihan. Ayahnya, Alexander, tidak berani memprediksi masa depan Laurent.
“Apa yang dia lakukan sekarang adalah bermain dengan pendidikan, hanya bermain-main,” katanya. “Dan itu tidak masalah bagi kami.”
Sumber : Bisnis
Comments