STARJOGJA.COM, JOGJA – Bank Indonesia (BI) DIY terus memburu uang lusuh yang beredar di masyarakat. Upaya ini dilakukan dengan menggandeng perbankan dan retail-retail serta Pemda
Probo Sukesi, Assisten Direktur Deputi BI KPw DIY sekaligus Kepala Tim Pengembangan Ekonomi BI DIY mengatakan BI DIY akan mengoptimalkan mengerahkan Agen Pemburu Uang Lusuh (APUL) dan edukasi Gerakan 5 Jangan Dalam Merawat Rupiah
” Kedua program ini kita maksimalkan guna meminimalisasi peredaran uang lusuh atau uang rusak di DIY,” jelas probo kepada Star Jogja FM, Rabu (27/11).
Ia menjelaskan saat ini pilot project program Pasar Kawasan Bebas Uang Lusuh (Pakabul) dilakukan di Pasar Beringharjo. Ke depannya, BI akan memperluas program ini ke Pasar Demangan dan Pasar Kranggan.
“Saya pikir perkembangan program Pakabul ini di Yogyakarta sangat baik. Kami akan menduplikasi program ini ke pasar lain ,”
BI akan mengoptimalkan mengerahkan APUL yang tidak hanya berasal dari BI DIY namun dari perbankan di DIY.
“Kesuksesan program Pakabul, tidak terlepas dari sosialisasi BI DIY kepada masyarakat melalui Gerakan 5 Jangan Dalam Merawat Rupiah,” ungkapnya.
BACA JUGA : 73 UMKM Ikut Dalam Grebeg UMKM DIY 2019
Selain itu, Probo juga mengatakan BI DIY mendorong para pedagang pasar untuk beralih menggunakan transaksi non tunai. Saat ini BI gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengadopsi standar untuk penggunaan QR Code di Indonesia atau QR Code Indonesia Standard (QRIS)
” Kami akan terus melakukan edukasi ke masyarakat untuk menggunakan QR code di pasar tradisional,” tutupnya.
Comments