STARJOGJA.COM, Info – Pos Pantau Jalur Cinomati mencatat selama libur Natal ini ratusan kendaraan tidak kuat menanjak di jalur Wonolelo Pleret-Terong Dlingo tersebut. Sebagian besar adalah kendaraan pelat luar daerah dan pengemudi tidak mengetahui kondisi jalan.
Kasi Operasional SAR DIY Distrik Bantul, Bondan Supriyanto, yang bertugas di Pos Pantau Cinomati mengatakan sejak empat hari pemantauan lalu lintas di Jalur Cinomati sudah lebih dari 100 kendaraan roda empat dan lebih dari 150 sepeda motor yang tidak kuat menanjak.
Baca Juga : Awas ! Banyak Mobil Malah Mogok di Jalur Alternatif Piyungan-Ngoro-oro
Pihaknya bersama sejumlah sukarelawan, TNI-Polri membantu kendaraan yang tidak kuat menanjak tersebut dengan mengganjal ban mendorongnya sampai jalur aman yang tidak curam.
“Kalau penumpang banyak diturunkan kemudian di antar sampai atas tanpa dipungut biaya. Sopir yang tidak mampu melanjutkan tanjakan curam juga kami siapkan penggantinya sampai atas,” kata Bondan, di Pos Pantau Cinomati, Kamis (26/12/2019).
Menurut Bondan kendaraan-kendaraan yang tidak kuat menanjak sebagian besar adalah kendaraan dengan roda penggerak bagian depan sehingga jika kendaraan penuh muatan dan sopirnya belum lihai di medan tanjakan curam dipastikan tidak kuat menanjak.
Lebih lanjut Bondan mengatakan terdapat 42 kelokan dan tanjakan curam di sepanjang jalur Cinomati, namun yang paling berbahaya ada di kelok 14,15,16 dan kelok 17 di wilayah Wonolelo Pleret. Sementara di Terong Dlingo kelok yang berbahaya adalah kelok 35 dan 36. Dari semua kelok berbahaya, kelok 17 yang paling membahayakan dengan ketajaman tanjakan mencapai 45 derajat.
“Dana paling sering terjadi kecelakaan adalah di kelok 17 ini,” kata dia. Maka, setiap musim liburan jalur Cinomati menjadi salah satu perhatian untuk pengamanan lalu lintasnya. Setidaknya sejak 2012 lalu pos pemantauan jalur Cinomati mulai ada.
Sumber : Harianjogja
Comments