STARJOGJA.COM, JOGJA – Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta terus mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi meningkatnya penularan demam berdarah pada awal musim hujan.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengatakan, pentingnya untuk mewaspaai tanda-tanda awal penularan demam berdarah.
“Mewaspadai tanda-tanda awal penularan demam berdarah (DB) sangat penting dilakukan. Terutama menghitung waktu panas supaya masa ‘shock’ atau kritis dapat diatasi dengan baik,” katanya dikutip dari Antara pda Minggu, (5/1/2020).
Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Sleman Sudah 122
Menurut dia, warga perlu mencatat secara pasti waktu awal terjadi demam untuk menghitung hari demam, bahkan hingga hitungan jam bukan saja pada hari.
“Satu hari panas dihitung dari jam awal terjadinya demam. Misalnya dimulai pada pukul 08.00 WIB, maka satu hari demam adalah pada pukul 08.00 WIB hari berikutnya,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan, penanganan DB harus dilakukan dengan menghitung waktu demam karena masa kritis biasanya terjadi pada hari keempat atau kelima demam. Pada masa kritis tersebut, suhu tubuh pasien justru mengalami penurunan yang signifikan namun terkadang disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala dan mual.
Hingga akhir Desember 2019, total kasus DB di Kota Yogyakarta mencapai 474 kasus dengan satu kematian atau mengalami kenaikan bila dibanding tahun sebelumnya yaitu 413 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Kelurahan Brontokusuman dengan 29 kasus dan paling sedikit di Kelurahan Tegalrejo dan Patehan dengan satu kasus.
“Pada 2018, sudah terjadi kenaikan kasus DB pada Oktober hingga Desember. Namun pada 2019 baru terjadi kenaikan pada Desember. Jika tidak dilakukan upaya antisipasi dengan PSN atau menjaga kebersihan lingkungan, maka kasus bisa meningkat pada awal tahun ini,” pungkasnya.
Comments