STARJOGJA.COM, JOGJA. Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Hingga 8 Januari .BMKG Stasiun Klimatologi Mlati kembali mengingatkan masyarakat akan adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah DIY sampai 8 januari mendatang.
Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, Sigit Hadi Prakosa menjelaskan sebagian besar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta masih berpotensi terjadi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang. Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Hingga 8 Januari
” Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini yang dilakukan BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, menunjukkan masih adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan kedepan. Kondisi cuaca ekstreem akan lebih sering terjadi pada siang hingga malam hari,” jelas Sigit kepada Star Jogja FM, Senin Pagi (06/01).
Ia mengatakan berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan meningkatnya pola Tekanan Rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktifitas Monsun Asia.
“Peningkatan aktivitas ini dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia. Selain itu meningkatnya pola tekanan rendah di BBS (sekitar Australia) dapat membentuk pola konvergensi (pertemuan massa udara) dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator,” kata Sigit
Berdasarkan model prediksi, aktifitas Madden Julian Oscillation (MJO). Fase basah diprediksikan mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan kedepan.
” Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia,” paparnya.
Adapun daerah-daerah yang berpotensi menerima curah hujan dengan intensitas sedang – lebat pada periode 05 – 08 Januari 2020 adalah sebagai berikut :
6 Januari 2020
Kulon Progo (Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Temon, Wates, Panjatan, Kokap)
Sleman (Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, Prambanan)
Kota Yogyakarta
Bantul (Imogiri, Dlingo, Srandakan, Sanden, Kretek)
Gunungkidul (Purwosari, Ponjong, Panggang, Saptosari, Tepus, Playen, Paliyan, Wonosari,
Tanjungsari, Tepus, Grisubo)
7 Januari 2020
Kulon Progo (Kalibawang, Girimulyo, Temon, Wates, Panjatan, Kokap)
Sleman (Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, Prambanan)
Kota Yogyakarta
Bantul (Bantul, Pandak, Bambang Lipuro, Jetis, Srandakan, Sanden, Kretek)
Gunungkidul (Purwosari, Ponjong, Paliyan, Panggang, Saptosari, Tepus, Wonosari, Grisubo, Tepus, Grisubo, Rongkop)
8 Januari 2020
Kulon Progo (Temon, Wates, Panjatan, Kokap)
Sleman (Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Godean, Mlati, Gamping, Depok)
Kota Yogyakarta
Bantul (Srandakan, Sanden, Kretek, Imogiri, Dlingo, Pundong)
Gunungkidul (Panggang, Purwosari, Wonosari, Paliyan, Playen, Grisubo, Tepus, Grisubo, Rongkop)
Diakhir perbincangannya, Sigit meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologis lainnya berupa banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Comments