STARJOGJA.COM, JOGJA – Pemulangan WNI Dari China Sudah Tepat. Peneliti dari Institute of International Studies, UGM, A. Nityasari, mengatakan, apa yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi sangat tepat. Penarikan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh Pemerintah dari Wuhan, China adalah langkah tepat dan bijaksana.
“Apa yang sudah dilakukan Pemerintah untuk mengevakuasi WNI di Wuhan sudah sangat tepat karena itu sudah menjadi kewajiban dan tugas negara untuk melindungi warga negaranya,”kata Arnida saat ditemui Starjogja.com, di Jumpa Media, Rabu (05/02).
Sementara itu, dalam kesempatan gang sama Indrawan Jatmika yang juga merupakan staf peneliti dari Institute Of International Studie UGM mengatakan, adanya penyebaran virus Corona ini berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi China.
Berkaca pada kasus merebaknya virus Sars pada awal tahun 2000-an, Jatmika mengatakan pertumbuhan ekonomi china pada saat itu turun sekitar 3 persen.
“Kalau kita merujuk dengan merebaknya virus sars di awal dekade 2000-an, itu terjadi penurunan ekonomi China yang sedang tumbuh sekitar 11 persen pertahun menurun mwnjadi sekitar 9,1 persen,” kata Jatmika.
Masih menurut Jatmika, ia memprediksi dampak akibat merebaknya virus Corona terhadap perekonomian China maupun secara global akan lebih besar daripada saat kasus merebaknya virus Sars, mengingat penyebaran virus Corona ini bertepatan dengan tahun baru imlek.
“Mungkin, dampak dari Corona virus ini bisa lebih besar lagi karena ini bertepatan dengan Chinese new year, sama seperti istilahnya kalau di Indonesia itu Lebaran Idul Fitri, dimana konsumsi publik dalam negeri sedang tinggi-tingginya,” imbuh Jatmika.
Pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi China juga akan semakin berdampak, hal ini tidak lepas dari lokasi sebaran virus Corona di Wuhan yang juga merupakan salah satu kota industri besar di Cina.
Indikasi penurunan geliat ekonomi juga mulai terlihat ketika saat ini beberapa harga saham dari industri besar mengalami penurunan akibat merebaknya virus Corona.
“Banyak perusahaan-perusahaan asing, perusahaan besar dunia seperti apple, starbucks, ikea mereka menutup industrinya di China untuk sementara, ini sangat berpengaruh terhadap harga saham, rata-rata saham di China turun 8 persen dan diperkirakan nilainya 445 milyar dolar, ” pungkas Jatmika.
Comments