STARJOGJA.COM, Info – Produk turunan tanaman tebu berupa sugar cane top (SCT) atau daduk yakni daun tebu kering ternyata bernilai ekonomi yang tinggi. Ini terlihat dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mulai mengekspor daun tebu kering ke Jepang sebanyak 17 ton.
Direktur Utama PTPN XI, Gede Meivera Utama Adnjana Putera mengatakan ekspor perdana daduk ini bekerja sama dengan mitra yang bergerak di bidang bisnis produksi dan perdagangan biomassa.
“Sebagai awal ekspor, daduk sebanyak 17 ton ini berasal dari lahan HGU PG Djatiroto,” katanya, Jumat (14/2/2020).
Dia mengatakan secara tidak disadari selama ini daun tebu kering telah disia-siakan bahkan dianggap berpotensi merusak lingkungan ketika daun kering dibakar. Padahal tanaman tebu memiliki manfaat mulai dari pucuk sampai akar.
Baca juga: UGM Kenalkan Alat Mesin Pertanian Korea Pada Petani Bantul
Ternyata di Jepang, lanjutnya, daduk ini digunakan sebagai soil conditioner atau tambahan unsur hara guna meningkatkan kualitas tanah dan mulsa, yakni dengan menutup permukaan tanah untuk menjaga kelembapan dan menghindari penguapan yang lebih tinggi, serta menghambat tumbuhan gulma.
“Bila daduk tersebut sudah lapuk saat digunakan untuk menutup tanah, maka daduk itu akan menjadi pupuk organik penyedia unsur hara bagi tanah,” imbuhnya.
Gede memaparkan, nilai ekonomi daun tebu kering ini adalah 2 persen dari tanaman tebu pada saat masa pemeliharaan (klentekan), dan 10 persen pada saat musim giling/panen. Dengan protas sebesar 800 Ku/ha, maka potensi pasokan daduk diperkirakan mencapai sekitar 16 Ku/ha pada masa pemeliharaan dan sekitar 80 Ku/ha pada masa panen.
“Kami akan terus mengembangkan inovasi milenial PTPN XI terutama pengembangan pemanfaatan tanaman tebu selain untuk produksi gula,” imbuhnya.
Dia menambahkan perseroan juga mengajak para mitra petani yang berminat untuk mengumpulkan daun tebu kering ini agar bisa diekspor ke negara lain mengingat hasil pendapatannya cukup menjanjikan, setidaknya bisa untuk menutupi biaya kebun.
“Ekspor akan kami lakukan secara berkala, bergantung ketersediaan bahan baku yakni mengikuti pekerjaan di kebun yakni masa klentek dan masa panen,” imbuhnya.
Adapun dalam fase pertumbuhan tanaman tebu dilakukan proses klentek pengupasan daun kering sebanyak dua kali dengan tujuan untuk memperlancar sirkulasi udara dan proses fotosintesis, menaikkan rendemen, mencegah keluarnya akar pada ruas, mencegah kebakaran kebun tebu, serta mengurangi kelembaban hingga meringankan beban tanaman sehingga tidak mudah roboh.
Komisaris Utama PTPN XI, Dedy Mawardi menambahkan ekspor daduk ke Jepang ini merupakan bagian dari upaya BUMN dalam mendukung pemerintah dalam meningkatkan ekspor.
“Selama ini daduk dianggap sebagai sampah, padahal memiliki competitive advantage bahkan bisa menembus pasar ekspor,” imbuhnya.
Sumber : Bisnis
Comments