STARJOGJA.COM, Info – Siswa SMPN 1 Turi Sleman yang meninggal dunia karena hanyut ketika menyusuri sungai Sempor menjadi tragedi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Cerita Sungai Sempor menurut Pengelola Desa Wisata Pancoh yang ada di Pancoh, Girikerto, Turi, Sleman Ngatijan merupakan hilir dari Sungai Adem, sungai yang melintas di Pancoh.
Ngatijan mengatakan sebelum terjadi peristiwa tragedi tersebut, kondisi di atas Pancoh sedang hujan lebat dan hujan es.
“Kemarin sempat hujan es dan hujan sangat lebat di titik embung yang dulu sungai Winongo. Sangat tinggi durasi satu jam lebat banget dan petir beruntun dan saling bersautan,” katanya kepada Starjogja.com Sabtu (22/2/2020).
Baca Juga : Pencarian Terus Dilakukan di Sungai Sempor
Ngatijan mengatakan saat hujan lebat itu mulai dari 15.30 WIB. Setelah hujan lebat debit air di sungai Adem mulai tinggi dan turun ke Sempor.
“Turun ke Sempor, dengan intensitas tinggi,” katanya.
Ngatijan mengatakan sungai Adem yang ada di Pancoh berbeda dengan sungai Sempor. Sehingga sungai Sempor ini merupakan pertemuan dua sungai yang membuat debit air berlipat tinggi ketika musim hujan datang.
“Jalur sungai di Pancoh akan tempurannya di jembatan Turi lalu tempurannya di Sempor. Jadi Kali Duren dan kali Denggung ketemu di Sempor,” katanya.
Sebelum kejadian pihaknya yang ada di wilayah atas tidak ada komunikasi dengan wilayah di bagian bawah Pancoh. Walaupun, biasanya di sisi bawah selalu meminta informasi terkait kondisi di bagian atas.
“Selalu telepon saya karena sebelumnya cuma rintik dan di bawah ga lebat. Kalo lebat biasanya ada kontak tapi kemarin tidak ada konfirmasi,” katanya.
Menurutnya jika ingin melakukan tracking sungai harus siap dengan persiapan keselamatan. Sebab, Sungai Sempor terhitung sungai yang rumayan besar untuk disusuri.
“Intinya sungai sangat besar terlebih ada curah hujan tinggi di atas alirannya deras dan batunya besar berisiko ada kegiatan track sungai,” katanya.
Comments