STARJOGJA.COM, JOGJA – Penggunaan disinfektan bisa picu kanker. Peneliti Fakultas Farmasi UGM, Dr.rer.nat., Endang Lukitaningsih, S.Si., M.Si., Apt., menjelaskan disinfektan adalah bahan kimia yang dipakai untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur kecuali spora bakteri pada permukaan benda mati seperti lantai, furniture, dan ruangan.
“Disinfektan tidak digunakan pada kulit ataupun selaput lendir karena berisiko mengiritasi kulit dan berpotensi memicu kanker. Hal ini berbeda dengan antiseptik yang memang ditujukan untuk disinfeksi pada permukaan kulit dan membran mukosa,”katanya saat konferensi pers secara daring, Senin (6/4).
Disinfektan juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan benda dengan mengusap larutan disinfektan di bagian yang terkontaminasi. Misalnya, pada lantai, dinding, tombol lift, permukaan meja, daun pintu, dan lainnya.
Pemakaian disinfektan dengan teknik spray atau fogging telah digunakan untuk mengendalikan jumlah antimikrobia dan virus di ruangan yang berisiko tinggi. Sementara pada ruangan yang sulit dijangkau biasanya digunakan sinar UV dengan panjang gelombang tertentu.
” Proses ini akan mencegah penularan mikroorganisme patogen dari permukaan benda ke manusia,” lanjutnya.
Apabila ingin menggunakan disinfektan, Endang menyampaikan ada beberapa produk yang direkomendasikan untuk disinfeksi. Contohnya, sodium hipoklorit, amonium kuartener (sejenis deterjen kationik), alkohol 70% dan hidrogen peroksida. Kendati begitu dia menghimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan petunjuk penggunaan pada label agar produk dapat digunaan dengan aman dan efektif.
“Konsentrasi disinfektan yang dipakai perlu diperhatikan. Selain itu waktu kontak antara objek dengan disinfektan antara 1-10 menit tergantung jenisnya, serta gunakan sarung tangan dan pastikan ventilasi yang baik untuk mengurangi paparan saat penggunaan,”urainya.
Antiseptik
Endang menjelaskan antiseptik merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup antara lain permukaan kulit dan membran mukosa. Tujuannya untuk mengurangi kemungkinan infeksi, sepsis atau pembusukan.
Beberapa antiseptik adalah germisida sejati yang mampu menghancurkan mikroba. Sedangkan yang lain bersifat bakteriostatik dan hanya mencegah atau menghambat pertumbuhannya.
Antiseptik sering digunakan untuk membersihkan luka, mensterilkan tangan sebelum melakukan tindakan yang memerlukan sterilitas, misalnya povidon iodin, kalium permanganat, hidrogen peroksida, dan akohol.
“Hand sanitizer umumnya adalah mengandung antiseptik seperti alkohol 60-70%. Kadar bahan aktif pada antiseptik jauh lebih rendah daripada disinfektan,” tuturnya.
Comments