STARJOGJA.COM, Info – Oyo Hotels & Homes yang didukung oleh SoftBank Group Corp, memutuskan merumahkan ribuan karyawannya di seluruh dunia untuk bertahan melalui pandemi virus corona (covid-19).
Seperti dilaporkan Bloomberg, Kamis (9/4/2020), pihak OYO belum menentukan jumlah pasti pekerja yang akan dirumahkan sementara. karena mempertimbangkan hukum perburuhan lokal di berbagai negara.
CEO OYO Ritesh Agarwal menyebut kebijakan merumahkan atau cuti tersebut akan diberikan kepada ribuan karyawan selama 60 sampai 90 hari. Dalam pesan berbentuk video, dia mengatakan kepada karyawan Oyo bahwa dampak krisis akibat wabah corona terbilang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan.
“Pendapatan turun 50 persen hingga 60 persen dari yang awalnya diperkirakan 10 persen hingga 15 persen. Kami akan memastikan bahwa pekerjaan ini aman sementara kami mengurangi biaya dan merampingkan operasi bisnis,” katanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (9/4/2020).
Perusahaan rintisan yang mendapat investasi dari SoftBank ini, sejak awal tahun telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 7.000 lebih karyawan secara global. Adapun, OYO merumahkan kembali 5.000 karyawannya pada Maret 2020.
Di sisi lain industri perhotelan global tengah memasuki fase hibernasi, di mana dibutuhkan strategi khusus untuk mengendalikan keuangan perusahaan.
Sementara itu, Daisuke Seki, Chief Executive Officer di IB Research & Consulting Inc. di Jepang mengatakan bahwa dampak negatif dari corona pada pariwisata dan industri perhotelan sangat besar.
“Oyo mungkin lebih menderita daripada WeWork. SoftBank kurang beruntung dalam hal itu. Model bisnis untuk Oyo baik, namun situasinya sangat buruk,” tuturnya.
Menurutnya, Oyo memang tumbuh dengan pesat, tetapi, seperti halnya bisnis perjalanan lainnya, tetapi pecahnya Covid-19 telah menggesek perusahaan. Reputasinya juga menderita karena keluhan pelanggan tentang pengalaman buruk bersama dengan keluhan tentang perlakuan buruk atau tidak adil dari beberapa dari lebih dari 20.000 pemilik hotel dalam rantai tersebut.
Sumber : Bloomberg
Comments