STARJOGJA.COM, Info – Meningkatnya permintaan produk jamu tradisional Nyonya Meneer di tengah pandemi virus corona, akan memberikan keuntungan yang menjanjikan dalam jangka pendek.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Marutho mengatakan jamu tradisional Nyonya Meneer merupakan perusahaan jamu ternama dan sudah akrab di kalangan masyarakat. Alhasil, dalam pengelolaanya hanya dibutuhkan strategi dan restrukturisasi yang baik.
“Mungkin juga mengambil timing adanya Covid-19 di mana permintaan produk untuk kesehatan sedang meningkat. Intinya ini brand yang masih kuat jadi seharusnya tidak sulit dalam hal sales,” katanya kepada Bisnis, Selasa (21/4/2020).
Baca Juga : Takaran Konsumsi Jamu yang Benar
Ramdhan menuturkan dengan kekuatan merek dagang ini juga terbukti tidak membutuhkan modal banyak dalam megambil alih perusahaan.
Sebelumnya, lama tak terdengar, setelah dinyatakan pailit, merek Jamu legendaris Nyonya Meneer kembali berkibar.
Namun kali ini, merek-merek jamu Nyonya Meneer berada di naungan PT Bhumi Empon Mustiko, perusahaan kerja sama antara keturunan Nyonya Meneer dengan PT Ahabe Niaga Selaras.
Dalam data Profil Perusahaan yang tercatat di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), PT Bhumi Empon Mustiko memiliki modal dasar sebesar Rp4 miliar dengan modal ditempatkan sebanyak 1.000 saham atau Rp1 milar.
Profil perusahaan ini juga mengungkap beberapa sosok yang mengisi susunan komisaris & direksi di PT Bhumi Empon Mustiko. Penetapan direksi ini dilakulan oleh Ditjen AHU pada April 2018. Posisi Komisaris Utama dijabat Simon Harto Budi yang merupakan salah satu sosok penting di Ahabe Group.
Dia merupakan Komisaris Utama di PT Bintraco Dharma, Direktur Utama di PT New Ratna Motor, Direktur Utama PT Nasmoso, Direktur PT Semarang Diamond Citra & Direktur PT Ahabe Niaga Selaras.
Sumber : Bisnis
Comments