STARJOGJA.COM, KULONPROGO – Musuh petani tersebut bernama wereng cokelat. Akibat serangan wereng coklat padi menjdai tidak berbulir.
Serangan wereng cokelat dialami oleh para petani padi di daerah Dukuh Nomporejo, Desa Karangsewu, Kapanewon Galur. Akibatnya sejumlah lahan persawahan mengalami penurunan produksi drastis.
Salah satu petani, Sutirah memilih membakar tanaman padinya. Padi milik Sutirah kering, habis dihisap wereng cokelat.
Baca juga : Petani Miskin akan Dapat Bantuan Rp 600.00
“Hampir selahan gagal panen semua, hanya sedikit saja yang tersisa yang bisa dipanen,” kata Sutirah dikutip dari Harianjogja.com, pada Senin (4/5).
Sutirah bukan tanpa usaha. Dia telah melakukan usaha dari pemupukan hingga penyemprotan insektisida. Meski demikian hal tersebut tidak membuat padi Sutirah berbulir. Menurut penjelasannya, serangan wereng cokelat sudah ada sejak masa tanam.
“Sudah lima kali nyemprot pakai obat (insektisida) tapi tidak ada hasilnya,” ungkapnya.
Diakui Sutirah pemerintah melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang memberikan insektisida untuk mengendalikan wereng. Namun Sutirah menjadi salah satu orang yang tidak mendapat bantuan tersebut karena berhalangan hadir.
Sutirah bukan satu-satunya petani yang lahannya terdampak. Suhardi juga tak kalah merugi. Dia juga bakar lahannya padinya. Cara itu dianggap lebih praktis ketimbang harus membabat satu per satu tanaman padi untuk mengendalikan hama.
Menurut Suhardi penyebab mewabahnya populasi wereng cokelat karena waktu penanaman terlalu cepat. Suhardi menanam padi maju lebih 20 hari dari perhitungan waktu normal. Akibatnya tanaman padinya diserang mulai 60 hari.
Sumber : Jibi/Harianjogja.com
Comments