STARJOGJA.COM,SLEMAN – Pengunjung dan SPG Indogrosir Harus Ikut Rapid Test. Kebijakan ini diambil oleh Pemkab Sleman yang akan menggelar rapid diagnosis test (RDT) massal kepada para pengunjung dan SPG Indogrosir pada tanggal 12 – 14 Mei di GOR Pangukan, Tridadi, Sleman.
Bupati Sleman Sri Purnomo menjelaskan jika pengunjung yang diminta untuk mengikuti proses rapid test secara massal adalah pengunjung yang datang ke Indogrosir yang berada di Jalan Magelang tersebut pada tanggal 25 April sampai dengan 4 Mei 2020.
“Pengunjung yang dimaksud adalah pengunjung yang datang pada tanggal 25 April sampai dengan 4 Mei 2020. Untuk kuota RDT di GOR Pangukan Sleman adalah 1.500 RDT yang akan dibagi dalam 3 hari berturut-turut,” ujar Sri Purnomo, Kamis (7/5/2020).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman akan menggelar rapid diagnostic test (RDT) Corona terhadap pengunjung Indogrosir Jl. Magelang. Tes cepat deteksi dini Covid-19 secara massal tersebut akan digelar selama tiga hari pada Selasa (12/5/2020) hingga Kamis (14/5/2020) pekan depan di Gor Pangukan.
Dalam keterangan tertulisnya, Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Pemkab Sleman akan menyediakan 1.500 RDT Corona.
“Diskominfo [Dinas Komunikasi dan Informatika] Sleman sedang membuat protokol penyeleksian peserta RDT massal melalui aplikasi. Peserta tes mendaftar menggunakan aplikasi tersebut. Kuota RDT di Gor Pangukan Sleman adalah 1.500, akan dibagi dalam tiga hari berturut-turut,” kata Sri.
Sementara itu, terkait dengan 15 sales promotion girl (SPG) Indogrosir yang belum menjalani rapid test, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo angkat suara. Ia mengatakan jika kelima belas SPG akan diminta untuk melakukan rapid diagnosis test.
“Besok akan dilanjutkan rapid test di Puskesmas Mlati,” imbuhnya.
Sumber Misterius
Sumber dugaan penularan Covid-19 di Indogrosir masih misterius. Indogrosir sekarang sudah ditutup sementara, 300 pekerjanya menjalani rapid test, dan 57 orang menunjukkan hasil reaktif sehingga harus dites swab.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo mengatakan kasus di Indogrosir tersebut berawal dari pasien Kasus 79 yang tidak jujur saat pendataan awal. Pasien tersebut baru terbuka saat menjalani perawatan di RSPAU Hardjolukito. Dia mengatakan bekerja di Indogrosir.
SUMBER : Harian Jogja
Comments