STARJOGJA.COM, Info – Sejumlah kota di AS menerapkan jam malam menyusul meluasnya skala aksi protes terkait kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam yang meninggal usai ditangkap polisi.
Demonstrasi di berbagai tempat di AS, yang awalnya berlangsung damai, berubah rusuh dan banyak kendaraan serta bangunan dibakar, Sabtu (30/5/2020) waktu setempat. Polisi anti huru hara juga sudah menembakkan gas air mata dan peluru karet.
BBC melansir Minggu (31/5), aksi protes besar-besaran terjadi di setidaknya 30 kota di seluruh AS. Los Angeles, California adalah salah satu yang mengalami situasi paling buruk.
Gubernur California Gavin Newsom mendeklarasikan kondisi darurat di Los Angeles dan memanggil Garda Nasional, tentara cagangan yang dapat dipanggil oleh Presiden ataupun Gubernur AS untuk mengintervensi keadaan darurat di dalam negeri.
Jam malam ditetapkan berlangsung antara pukul 20.00-05.30 waktu setempat setelah toko-toko di kota itu dijarah dan kebakaran terjadi di sejumlah tempat. Ratusan orang telah ditahan terkait aksi protes ini.
Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti menyatakan situasi saat ini merupakan yang terberat yang pernah dialaminya sejak kerusahan besar pada 1992, yang dipicu oleh pemukulan seorang pekerja konstruksi kulit hitam bernama Rodney King oleh polisi.
Di Chicago, jam malamnya ditetapkan antara pukul 21.00-06.00. Jam malam juga diterapkan di Philadelphia, di mana 13 polisi terluka dan setidaknya 35 orang ditahan karena menjarah, membakar mobil polisi, dan merusak bangunan.
Baca Juga : Derek Cauvin Tersangka Utama Kematian George Floyd
Kota-kota lainnya dengan kebijakan yang sama antara lain Miami, Portland, Louisville, dan San Francisco.
Di New York, situasinya tak kalah panas. Bahkan, beredar sebuah video yang menunjukkan mobil polisi melaju ke arah sekumpulan pengunjuk rasa.
Pernyataan Wali Kota New York Bill de Blasio bahwa situasi saat ini tidak dimulai oleh para polisi menuai reaksi negatif dari anggota Kongres AS perwakilan New York, Alexandria Ocasio-Cortez. Ocasio-Cortez menyatakan komentar de Blasio tidak dapat diterima dan dia tidak seharusnya memberi alasan untuk para polisi.
Sementara itu, situasi di Minneapolis, Minnesota yang merupakan kota di mana kasus Floyd terjadi, justru relatif lebih tenang. Meski polisi menahan lusinan orang, tapi tidak ada yang terluka dalam aksi protes yang terjadi.
CNN melaporkan Wali Kota San Francisco London Breed telah meminta Garda Nasional untuk datang membantu menangani situasi. Secara keseluruhan, lebih dari 10 kota sudah meminta bantuan dari Garda Nasional.
“Ini adalah waktu yang menantang untuk kota kita dan negara kita. Kami meminta Anda untuk mengikuti petunjuk yang disampaikan dan mendukung apa yang coba kami lakukan di sini untuk memastikan kita semua aman,” ujarnya, Minggu (31/5).
Kasus Floyd bermula ketika polisi mendapat telepon dari sebuah toko yang menduga Floyd membayar dengan uang curian. Polisi datang dan mencoba membawanya ke mobil polisi, ketika Floyd menjatuhkan diri ke jalan dan menyatakan dirinya menderita klaustrofobia alias memiliki kecemasan berlebih terhadap ruang sempit.
Seorang warga berjalan di depan bangunan yang terbakar di tengah aksi memprotes kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, AS./Bloomberg
Dalam video penangkapan Floyd yang kemudian beredar, dia terdengar mengaku tak bernapas saat lehernya ditekan oleh dengkul salah satu polisi yang menahannya, Derek Chauvin.
Floyd dinyatakan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Dalam laporan otopsi yang dilakukan, Chauvin diketahui menekan leher Floyd dengan dengkulnya selama 8 menit 46 detik atau hampir 3 menit setelah Floyd tak bergerak.
Laporan otopsi juga menyebutkan Floyd memiliki kondisi jantung tak sehat, yang turut berkontribusi terhadap kematiannya.
Setelah serangkaian aksi protes di Minneapolis, Chauvin akhirnya ditahan. Namun, publik menuntut agar tiga polisi lainnya yang saat itu berada di lokasi kejadian untuk ikut ditangkap dan dihukum.
Sumber : BBC, CNN
Comments