STARJOGJA.COM, Info – Mengambil nilai bisa dari mana saja seperti yang dilakukan oleh CEO Rank Secure, Baruch Labunski. CEO Rank Secure itu justru belajar bisnis dari seorang aktor kenamaan, Sylvester Stallone.
Dilansir melalui Entrepreneur, Labunski menggaris bawahi bahwa dia sama sekali tidak mengenal atau pernah menemui Stallone secara empat mata namun dirinya sangat mengagumi aktor yang terkenal dengan karakter Rocky.
“Bagi saya, dia mewujudkan nilai-nilai, keunikan dan tekad yang membuat orang-orang pada dasarnya mengagumkan dan menjadikannya pengusaha sukses,” ujar Labunski, seperti dikutip pada Kamis (4/6).
Baca Juga : Sylvester Stallone Tidak Jadi Sutradara Film Rambo
1. Buat peluang Anda sendiri.
Biografi Stallone adalah kisah klasik tentang orang susah yang menjadi kaya.
Sebelum menjadi aktor terkenal, Stallone adalah aktor wannbe yang sempat menjadi tunawisma. Karakter ikonik yang Anda saksikan sekarang adalah buah dari kegigihan Stallone yang membuat peluang untuk dirinya sendiri.
Alih-alih menunggu peran besar datang kepadanya, pada 1975 dia menulis sendiri film yang meraih sepuluh Academy Awards, yakni Rocky.
Seperti yang dikatakan Rocky, “Saya berhenti memikirkan cara orang lain berpikir sejak lama. Anda harus berpikir dengan caramu sendiri.”
Dalam bisnis, Anda harus menemukan dan mengembangkan titik perbedaan, hal-hal yang membuat Anda unik dan berharga.
2. Trauma tidak harus membatasi kesuksesan di masa depan
Ketika Stallone lahir, forsep digunakan pada proses persalinan.
Akibatnya, dia menderita kerusakan saraf yang berakhir dengan sebagian wajahnya lumpuh.
Alih-alih membiarkan tantangan mengintimidasinya, Stallone malah menciptakan karakter yang cibirannya khas dan sedikit cadel sebagai pembeda dengan yang lain.
3. Fitness forever.
Stallone saat ini berusia 73 tahun, dan ia terlihat lebih bugar daripada kebanyakan pria separuh usianya.
Dia menjadikan kesehatan tetap menjadi prioritas sepanjang hidupnya.
Meskipun ia mungkin tidak memiliki lemak tubuh 2,8% seperti yang diperolehnya saat membentuk tubuh untuk Rocky III
Pada 2005 Stallone merilis buku berjudul Sly Moves: Programku yang Terbukti untuk Menurunkan Berat Badan, Membangun Kekuatan, Mendapatkan Kekuatan, dan Hidupkan Impian Anda, merinci betapa pentingnya kebugaran untuk baik kesehatan mental dan fisik.
Ini tentu sangat menginspirasi.
4. Tetap rendah hati
Stallone bukan malaikat. Dia orang yang nyata dengan kesalahan dan kelemahan nyata. Setelah ia menemukan ketenaran dan kesuksesan, ia juga menemukan dirinya tergoda oleh jebakan kekayaan.
Sebuah artikel tahun 1982 di Rolling Stone menjelaskan, Sylvester Stallone ingat ketika dia menyadari bahwa dia adalah seorang bajingan yang sombong saat melihat pantulan mobil Clénet-nya, yang berharga di atas US$80.000.
Mobil itu dia jual hanya setelah dua pekan dia beli. Mobil mencolok tidak menjadikan kita orang yang baik dan sukses, dan Labunski belajar tentang hal itu dari Stallone.
Demikian juga, menjalankan bisnis yang sukses bukan hanya tentang uang dan status. Ini tentang menciptakan lapangan kerja dan membuat komunitas kita lebih baik.
5. Kesuksesan bukan segalanya.
Film pertama dalam seri Rocky tidak berakhir dengan kemenangan, setidaknya bukan kemenangan di atas ring. Kemenangan Rocky Balboa dalam film ini bukanlah sebuah KO, dan itu bahkan bukan keputusan para juri.
Rocky menang karena dia bekerja keras, bekerja keras melawan peluang yang luar biasa dan bertarung 15 putaran dengan petinju terbaik di dunia. Dan, tentu saja, dia melakukannya dengan bermartabat, rendah hati, dan rasa empati.
Visi profesional Labunski mencerminkan etos yang sama
“Saya ingin bekerja keras, memberikan hasil yang sangat baik dan bangga dengan pekerjaan saya, sama seperti Rocky Balboa menemukan kemenangan dengan caranya sendiri,” tulisnya.
6. Tidak ada salahnya untuk bertingkah konyol.
Sylvester Stallone membangun kariernya sebagai karakter tangguh, dari Rocky Balboa hingga John Rambo.
Tapi apa yang dia lakukan ketika putranya yang masih kecil, Sage ingin melihat ayahnya di The Muppet Show?
Stallone mengenakan kostum gladiator, terlibat dalam “pertarungan” konyol dengan singa betina berukuran kecil di depan audiensi Muppet dan menyanyikan versi aneh dari lagu “Let’s Call the Whole Thing Off.”
“Hal yang dilakukannya sangat tidak diduga, konyol dan saya menyukainya. Memprioritaskan kesenangan dan keluarga daripada image adalah sikap heroik dalam kamus saya,” kata Labunski.
7. Semua bentuk perjuangan itu berharga.
Kesuksesan yang datang dengan mudah tidak dihargai seperti kesuksesan yang diraih sebagai hasil kerja keras dan dedikasi.
Dan Stallone memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai perjuangan: “Jika Anda tidak memiliki gunung, bangun gunung lalu dakilah. Dan setelah Anda memanjatnya, buat yang lain; jika tidak, hidup Anda akan mulai menjadi datar.”
Jika ada yang berhak untuk berpuas diri, Sylvester Stallone sangat pantas.
Tapi dia tidak melakukannya.
Dengan proyek-proyek baru dalam pengembangan dan produksi, dia tidak berhenti.
“Mengapa saya mencintai Stallone? Karena dia mewujudkan kemuliaan kerja keras. Dia adalah sprit wirausaha, dipersonifikasikan. Dia menghadapi kesulitan, secara harfiah sejak hari pertama, dan dia menciptakan kesuksesannya sendiri,” kata Labunski.
Sumber : Bisnis
Comments