STARJOGJA.COM, JOGJA – Angkutan bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) tetap nekat beroperasi meskipun nombok. Selama beroperasi, mereka mengaku menerapkan protokol kesehatan.
Sopir Bus Mustika Jurusan Jogja-Magelang Suparmo mengaku tetap menarik penumpang meskipun menanggung beban berat operasional yang tidak sedikit. Beberapa hari terkahir, dia mengaku hanya mendapatkan Rp80.000. Padahal untuk operasional seperti beli solar membutuhkan biaya Rp200.000.
“Ya nombok nggak masalah, majikan saya juga tidak menarget harus sekian. Yang penting narik, nggak ada pekerjaan lainnya,” katanya dikutip dari Harianjogja.com pada Sabtu (13/6).
Baca juga : Puncak Mudik Di Terminal Jombor Pada H+ 4 Lebaran
Suparmo mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 ia tetap mematuhi protokol kesehatan. Semua penumpang yang naik wajib menggunakan masker. Hanya saja untuk fasilitas hand sanitizer belum bisa dipenuhi.
“Ya kami minta mereka cuci tangan dulu sebelum naik. Wajib pakai masker. Kalau duduk jaga jarak. Tapi karena memang sedikit yang naik ya duduknya yang penting terpisah,” katanya.
Dia berharap agar situasi dan kondisi pandemi Corona segera berkahir agar moda transportasi berjalan normal. “Ya ini membutuhkan disiplin semua, baik kami maupun penumpang. Yang jelas, kami mengikuti apa yang sudah diatur pemerintah,” kata dia.
Staf Dishub DIY di Terminal Jombor Siswoko mengatakan paling banyak bus AKAP Semarang-Magelang-Jogja yang beroperasi hanya 10 unit. Mereka juga membatasi operasional.
“Biasanya sampai jam 18.00 tetapi selama masa pandemi sudah pulang jam 16.00. Rata-rata yang naik turun para penglajon,” katanya.
Moko mengatakan, kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi untuk bus jurusan Jakarta. Selama masa pandemi Corona, dari sekitar 10 unit bus hanya sekitar tiga unit saja yang beroperasi. Itupun jumlah penumpang dibatasi maksimal 50% dari kouta kursi.
“Ya cuma itu yang naik turun di sini hanya beberapa orang saja. Nggak tahu kalau sudah ke luar terminal,” katanya.
Sumber : Harianjogja.com
Comments