STARJOGJA.COM, HEALTH – Diet alpukat ternyata dapat meningkatkan kemampuan kognitif bagi orang yang menderita kelebihan berat badan atau obesitas.
Hal tersebut diungkap dalam sebuah penelitian yang diposting di situs University of Illinois ( UI) pada Jumat lalu. Studi ini juga telah dipublikasikan dalam International Journal of Psychophysiology.
Dilansir dari kantor berita Xinhua, Rabu (17/6/2020), para peneliti menyediakan makanan setiap hari selama 12 minggu untuk 84 orang dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Makanan identik dengan kalori dan makronutrien. Satu kelompok diberi alpukat dan kelompok lainnya tidak.
Pada awal dan akhir penelitian, para peserta menyelesaikan tiga tes kognitif untuk mengukur fokus dan inhibisi atau hambatan bagi otot-otot bekerja. Selain itu, para peneliti mengukur kadar lutein dalam serum partisipan dan retina mereka, yang terkait dengan konsentrasi lutein di otak.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa para peserta yang diet dengan memakan alpukat meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan fokus pada tugas yang sedang dilakukan bahkan dalam menghadapi gangguan. Sementara, tidak ada perbedaan dalam dua tes kognitif lainnya.
“Bisa jadi nutrisi dalam alpukat memiliki tindakan spesifik di otak yang mendukung kemampuan untuk melakukan tugas ini khususnya, atau mereka (alpukat) bisa bermanfaat lebih untuk kemampuan kognitif tertentu daripada yang lain,” kata profesor kinesiologi dan kesehatan masyarakat Naiman Khan, yang memimpin penelitian ini.
“Mungkin juga dengan studi yang lebih lama atau tes yang berbeda, kita bisa melihat efek lainnya,” tambahnya.
Temuan tak terduga lainnya yakni, peserta yang makan alpukat memiliki kadar lutein lebih tinggi pada akhir penelitian, perubahan kadar lutein tidak berkorelasi dengan perubahan kognitif mereka.
“Alpukat juga kaya serat dan lemak tak jenuh tunggal. Ada kemungkinan bahwa nutrisi lain ini mungkin telah memainkan peran dalam efek kognitif yang kita lihat, tetapi kami fokus pada lutein dalam analisis kami,” kata mahasiswa pascasarjana Caitlyn Edwards, penulis utama penelitian ini.
Comments