STARJOGJA.COM, JOGJA – Berkurangnya jumlah pembeli yang datang secara langsung ke Pasar Beringharjo sisi barat membuat pedagang produk fesyen dan batik mulai menggencarkan penjualan secara daring.
“Hampir tidak ada pembeli yang datang. Tetapi, banyak teman-teman yang kini juga berjualan secara online. Hasilnya lumayan,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Ujun Junaedi dikutip dari Antara, Rabu (17/6).
Menurut Ujun, hampir semua pedagang di Pasar Beringharjo sisi barat memilih menutup kiosnya sejak terjadinya pandemi Covid-19 karena tidak ada pembeli yang datang ke pasar untuk membeli barang-barang fesyen.
Baca juga : Belanja Online di Pasar Tradisional Meningkat, Ini Yang Paling Dicari
Ujun menambahkan pedagang di Pasar Beringharjo sisi barat mengandalkan pembeli dari kalangan wisatawan, namun karena hampir semua wilayah melakukan pembatasan sosial dengan meminta warga lebih banyak beraktivitas di rumah, maka tidak ada wisatawan yang datang sehingga turut berimbas pada penjualan produk fesyen dan batik di pasar tersebut.
“Teman-teman kemudian memasarkan produk mereka secara online. Ada yang melalui marketplace, ada juga yang melalui grup percakapan,” katanya.
Produk yang paling banyak diminati masyarakat selama pandemi Covid-19, lanjut Ujun adalah pakaian rumah untuk perempuan, seperti daster dan piyama.
Untuk saat ini, Ujun mengatakan pedagang di Beringharjo sisi barat sudah mencoba kembali bangkit dengan membuka kiosnya. Sekitar 90 persen pedagang sudah kembali membuka kiosnya.
“Penjualan sempat mengalami kenaikan sekitar 40 persen selama sepekan menjelang Lebaran tetapi kemudian turun lagi. Sekarang sudah ada beberapa pembeli yang datang langsung. Masih satu atau dua orang saja tetapi warga lokal, tetapi terkadang juga tidak ada yang datang,” katanya.
Sumber : Antara
Comments