STARJOGJA.COM, Info – Sarana cuci tangan menjadi perhatian para peneliti di Kota Jogja di tengah wabah Covid-19. Peneliti menyebut jika sarana cuci tangan di pasar tradisional di Kota Jogja sulit ditemukan sementara di tempat usaha lain sangat mudah mendapatinya.
Akdemisi dari Arsitektur UII Suparwoko menjelaskan hasil pantauannya mulai dari pasar tradisional hingga supermarket di Kota Jogja. Hasilnya di pasar tradisional belum banyak yang menerapkan standar protokol kesehatan Covid-19 seperti tidak menyediakan sarana cuci tangan.
“Sulit sekali melihat tempat cuci tangan di pasar tradisional, kalau handsanitizer ada yang membawa pedagangnya, tempat cuci sulit sekali,” katanya dalam diskusi virtual bertajuk Transisi Tatanan Baru: Analisi Pembangkitan UMKM Yogyakarta yang diunggah di akun Youtube dan ditulis Sabtu (27/6/2020).
Baca juga : Teknologi Ini Bisa Mengecek Ketepatan Cuci Tangan
Suparwoko mengaku kondisi di lapangan juga belum menerapkan standar kesehatan yang ada antara pedagang dan pembeli. Ia menceritakan di Pasar Demangan, kerumunan sangat terlihat di gang tengah dan sisi depan pasar.
kondisinya berbeda dengan gang pinggiran dalam pasar yang relatif sepi. Titik kerumunan di gang tengah dan bagian depan pasar menurutnya menjadi persoalan tersendiri dalam upaya menerapkan protokol kesehatan.
“Referensi yang kami dapatkan, yang jadi persoalan pedagang di pasar Kota Jogja tidak mau digilir untuk genap ganjil ini jadi masalah, ini perlu didorong agar kesadaran lebih tinggi,” katanya.
Menurut Kaprodi Magister Arsitektur FTSP UII ini, tempat usaha yang dinilai baik menerapkan protokol kesehatan adalah kafe dan supermarket. Sedangkan jenis usaha lain yang perlu ditingkatkan dalam penerapan protokol kesehatan adalah toko, PKL & angkringan. Di mana dari tiga indikator seperti tempat cuci tangan, masker dan jaga jarak masih ada yang belum dipatuhi.
“Misalnya angkringan, sudah memakai masker semua, tetapi ada yang tidak menyediakan tempat cuci karena memang penjualnya belum mampu membeli ember. Tetapi untuk PKL atau toko yang terorganisasi sudah cukup banyak menerapkan,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi dalam diskusi itu juga mengungkap pihaknya sudah mengumpulkan para pelaku usaha terutama kalangan UMKM untuk memberikan rasa aman dari Covid-19 bagi siapa saja yang datang. Oleh karena itu penerapan protokol kesehatan harus dilakukan di setiap tempat usaha.
Menurutnya saat ini Jogja memang cukup ramai namun belum memberikan dampak perputaran ekonomi yang signifikan karena rata-rata tempat usaha masih sepi.
“Kepadatan di jalan tidak sebanding dengan perputaran ekonominya. Pertanyaannya, apakah orang ini masih belum merasa aman. Yang penting bagi kita semua, bahwa selama kita tidak bisa memberikan rasa aman kepada yang datang di warung kita, orang tidak akan berani datang,” ujarnya.
Comments