STARJOGJA.COM, Info – Harun Irwanto, 57, menambah daftar pesepeda yang meninggal dunia mendadak. Pesepeda asal Kecamatan Mlati, Sleman, itu meninggal dunia di pinggir Selokan Mataram di Dusun Senoboyo, Desa Banyurejo, Kecamatan Tempel, Sleman saat menunggu rekan gowesnya, Minggu (26/7/2020).
Dalam catatan Harian Jogja, selama dua bulan terakhir ada enam kejadian serupa di DIY. Di Kulonprogo pada Minggu, 14 Juni lalu, Aloisius Sumarjono, 46, meninggal dunia di Jalan Sentolo-Muntilan, Desa Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kulonprogo, diduga karena kelelahan. Kemudian pada Minggu, 28 Juni di Dusun Bangunharjo, Kelurahan Bangunkerto, Kecamatan Turi, Sleman seorang polisi, Aiptu Sutriyatna, 54, meninggal dunia saat olahraga bersepeda. Anggota Sabara ini meninggal karena riwayat penyakit jantung.
Baca juga : Pesepeda Meninggal di Underpass YIA
Selanjutnya, Kaseri, 65, meninggal dunia saat bersepeda di Jalan Anggrek, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman pada Senin, 6 Juli 2020. Kemudian, seorang warga Kecamatan Depok, Sleman, Dwi Aji Warsono, 57, diketahui meninggal saat bersepeda di Jalan Menteri Supeno, Kota Jogja diduga kelelahan yang berujung pada serangan jantung pada Rabu 15 Juli.
Di Kulonprogo, Sugiyanto, 61, meninggal dunia saat bersepeda melewati Underpass Yogyakarta International Airport (YIA) Kapanewon Temon, Kulonprogo pada Minggu 19 Juli. Terakhir, Harun meninggal dunia lantaran kelelahan bersepeda di Tempel, Sleman.
Ditlantas Polda DIY mencatat sepanjang Januari-Juni 2020, ada 117 kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pesepeda. Dari jumlah itu, 12 korban meninggal dunia, sementara 123 luka ringan.
Namun, data ini belum merujuk pada pesepeda yang meninggal dunia mendadak. Dirlantas Polda DIY, Kombes Pol. I Made Agus Prasetyo menuturkan dari catatannya ada sejumlah faktor yang membuat laka lantas yang melibatkan pesepeda terjadi: mulai dari tertabrak dari belakang oleh pengendara lain, sepeda berjalan menggunakan jalur kendaraan bermotor, belok tidak memperhatikan arus lalu lintas dan traffic light, hingga laka beruntun.
“Ada juga karena pesepeda tidak tertib lalu lintas hingga usia lanjut,” kata Agus.
Ia mengimbau bagi pesepeda untuk selalu menaati rambu lalu lintas supaya keselamatan terjaga. Meskipun mengendarai sepeda, ia tidak membenarkan jika pegowes menerobos rambu lalu lintas.
Kematian mendadak ketika bersepeda ini mendapat perhatian dari ahli kesehatan. Dosen FKKMK UGM, Rustamaji, meminta masyarakat memperhatikan kesehatannya jika ingin bersepeda.
“Memang bersepeda bisa mengurangi kadar stres, karena dilakukan sambil santai dan menghirup udara segar. Namun, kesehatan perlu diperhatikan, apakah punya penyakit bawaan,” kata Rustamaji.
Rustamaji yang juga menjabat Ketua Gugus Tugas Covid-19 UGM ini menegaskan orang yang sudah berumur harus konsultasi olahraga apa yang sesuai dengan dokter. “Kalau pesepeda ada riwayat penyakit serius seperti sakit jantung, pembuluh vaskuler, hipertensi akan sangat berbahaya. Orang dengan riwayat gangguan jantung tentu berisiko terkena serangan jantung kapan pun,” kata Rustamaji.
Sumber : Harianjogja
Comments