STARJOGJA.COM, Info – Keluarga berasal dari Jawa dan menetap di Papua sejak tahun 2005 Rio Hermawan (17) dan keluarganya Encep Cepi (47) dan Masikah untuk mengadu nasib. Encep ayah Rio yang berjualan es puter atau es dung-dung ini akhirnya dapat kuliah gratis di UGM.
“Senang pastinya, karena UGM itu kampus impian banyak siswa,” kata Anak ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan Encep Cepi dan Masikah yang menetap di Abepura, Papua ini.
Encep sendiri berasal dari Bandung, Jawa Barat dan istrinya berasal dari Demak, Jawa Tengah. Ayah Rio harus jalan kaki puluhan kilometer dengan mendorong gerobaknya,menyusuri gang-gang di sekitar pinggiran kota Abepura. Dari berjualan es puter, Encep bisa membawa uang pulang sekitar Rp 200-300 ribu. Namun bila dipotong dari modal, Encep mendapat penghasilan bersih sekitar sekitar 120.000-150.000.
Baca juga : Ini Kisah Mahasiswa Disabilitas Tunarungu Selesaikan Kuliah di UGM
“Itu pun jika hari tidak hujan, kalau hujan saya tidak jualan,” katanya.
Encep berjualan dari jam 10 pagi dan pulang ke rumah sekitar pukul 16.00 sore. Encep mengaku sengaja jualan dengan berjalan kaki sebab jika menggunakan motor maka akan sulit mendapat pembeli. Untuk satu es dung-dung dijual dengan harga 2000 rupiah.
Meski mengaku dengan berjualan es dung-dung bisa menghidupi keluarga besarnya. Namun saat mendengar anak pertamanya diterima kuliah di UGM dengan jalur beasiswa bidikmisi, encep merasa senang karena ia tidak harus banyak mengeluarkan biaya kuliah karena terbantu dengan uang beasiswa. “Buat saya pribadi sangat senang dan bangga, apa yang diinginkannya tercapai sudah,”kata Encep dengan logat Papua.
Rio sendiri diketahui lulus dari SMAN 4 Jayapura. Selama dibangku sekolah sering masuk peringkat 10 besar di kelas. Kecintaannya pada ilmu bumi,menghantarkan Rio mengikuti berbagai perlombaan. Salah satunya ia pernah mendapat juara dua olimpiade sains nasional tingkat kabupaten. “Sempat lolos tingkat Provinsi tapi tidak lolos ke nasional,”katanya.
Rio mengaku suka membaca buku. Namun begitu ia memilih meminjamkan buku dari kakak kelas yangsudah tidak terpakai lagi. Untuk jam belajar, Rio mengaku memiliih setelah waktu setengah jam pada malam hari dan dlanjutkan setengah jam lagi sebelum berangkat kesekolah. “Pokoknya cukup 30 menit saja,” katanya.
Diterima kuliah di kampus UGM,Rio mengaku akan belajar sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya. Apalagi ia sudah diajarkan mandiri sejak kecil. Bahkan setiap hari ia terbiasa membantu ibunya membuah bahan es dung-dung. “Dari kecil sudah diajari untuk mandiri,”katanya.
Comments