STARJOGJA.COM, Info – Film Tilik yang viral dengan Bu Tejo ternyata berimbas kepada pemain lainnya seperti pemeran sopir di film Tilik Gotrek. Gotrek dengan nama asli Tri Widodo ternyata profesi aslinya sebagai sopir truk.
Gotrek sudah menekuni profesinya sebagai sopir truk pengangkut bahan bangunan dan kayu sejak 2007 juga sering mengangkut rombongan ibu-ibu di dusunnya untuk menjenguk orang sakit dengan truk.
Film Tilik berhasil menggaet jutaan penonton lewat Youtube. Sejumlah tokoh dalam film tersebut kemudian banyak dibicarakan. Yang paling fenomenal tentu Bu Tedjo yang senang menggunjing. Kemudian ada pula Yu Ning, Yu Sam, Yu Tri, dan Erna. Tak kalah tenarnya juga si figuran Gotrek, sopir truk yang mengantarkan ibu-ibu menjenguk Bu Lurah ke rumah sakit. Bagaimana keseharian Gotrek? Berikut laporan wartawan Harian Jogja Ujang Hasanudin.
Baca juga : Ozi Sosok Pemeran Bu Tejo di Film Tilik
Gotrek sedang mencuci truk saat ditemui di rumahnya Rabu (27/8/2020) siang di Dusun Saradan RT 03, Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Bantul. Telepon selularnya tak berhenti berbunyi. Terkadang ia mengangkat telepon, terkadang juga mendiamkannya setelah melihat layar di gadgetnya.
Pria yang memiliki nama asli Tri Widodo, itu kesehariannya adalah sebagai sopir truk sehingga ia harus mencuci truk yang ia sewa. Maka tak mengherankan, di film Tilik, ia begitu piawai mengemudikan truk. Simak penampilan asli keseharian Gotrek berikut ini.
Gotrek, sopir truk di film Tilik, ternyata sopir truk beneran dengan nama asli Tri Widodo
Tri Widodo pemeran Gotrek, sopir truk dalam film Tilik, saat membersihkan truk di halaman rumahnya di Dusun Saradan RT 03, Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Bantul, Rabu (26/8/2020) siang./Harian Jogja-Ujang Hasanudin
Berkat film Tilik, kini ia banyak dicari orang yang penasaran, juga melayani permintaan wawancara dari berbagai platform media. “Ini handphone saya bunyi terus,” ucap dia. “Ini juga saya harus ke Jakarta.”
Gotrek tidak menyangka namanya bakal viral karena film Tilik sudah dua tahun lalu dibuat. Setelah pembuatan film, ia pun kembali bekerja sebagai sopir seperti biasanya dengan truk yang ia sewa. Nama Gotrek juga bukan sebatas nama peran. Sehari-hari, ia dipanggil Gotrek oleh teman-temannya.
Ketika diminta sebagai sopir truk oleh penulis naskah, Bagus Sumartono, ia menyanggupinya. Gotrek mengaku sudah lama kenal dengan Bagus Sumartono yang biasa dipanggil Bacep. Perkenalan itu diawali dari seringnya Bacep bersama kru sutradara kondang Hanung Bramantyo ditugaskan mencari kayu untuk properti di Studio Alam Gamplong, Desa Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Sleman. Bacep, kata dia, sering mencari kayu di sekitar tempat tinggal Gotrek dan sering mampir di rumah kakak Gotrek, Sogir.
Gotrek mengatakan suatu waktu, Bacep melihat dirinya mengantar ibu-ibu tilik atau menjenguk orang sakit dengan truk terbuka. “Tradisi tilik ibu-ibu menggunakan mobil bak terbuka,” kata Gotrek.
Ide tersebut kemudian diwujudkan. Hampir semua pemeran, selain Bu Tedjo, Yu Ning, Yu Sam, Yu Tri dan Erna, adalah warga sekitar tempat tinggal Gotrek. Jumlahnya sekitar 40 an orang.
Proses syuting dilakukan selama tujuh hari pada bulan Ramadan 2018 silam. Pengambilan gambar diawali dari Balai Desa Terong, kemudian ke arah Dusun Saradan, lalu Simpang Tiga Gergaji di jalan perbatasan Muntuk-Terong, Imogiri. Dari situ, truk meluncur ke Wukirsari, Pucung, dan singgah di salah satu musala tempat Bu Tejo minta berhenti untuk buang air kecil.
Setelah itu pengambilan gambar dilakukan di pos polisi Bakulan, ke barat lalu melewati Rumah Dinas Bupati Bantul. selanjutnya di Simpang Empat Ringroad Manding, tempat truk yang dibawa Gotrek digambarkan kena tilang. Dari Manding, truk langsung menuju Rumah Sakit PKU Gamping.
“Waktu itu saya masih ingat, syuting dilakukan pas puasa masuk hari ketiga. Prosesnya juga tidak jadi sekali, sering diulang-ulang terutama saat adegan ditilang polisi,” ujar Gotrek.
Setelah dua tahun film tersebut dibuat, Gotrek mengaku masih berkomunikasi dengan kru filmnya. Gotrek kaget film itu baru viral sekarang.
Ramai-ramai menjenguk orang sakit sudah menjadi tradisi. Jika ada salah satu warga yang dirawat di rumah sakit, tetangganya iuran untuk menyewa mobil dan menyumbang. Selama menjadi sopir truk ia pernah terkena tilang beneran saat membawa rombongan tilik orang sakit di salah satu rumah sakit di Jogja.
“Dalam film itu kan sudah ada gambaran sebagai pembelajaran kita bersama bahwa bak terbuka dilarang untuk membawa rombongan atau orang. Pesan saya taati rambu rambu lalu lintas dan peraturannya. Salam satu aspal tiga pedal,” tandas Gotrek.
Sumber : Bisnis
Comments