By 
STARJOGJA.COM, Info – Pertanyaan soal steroid dapat membantu menyelamatkan nyawa pasien Covid-19 yang sakit kritis terjawab. Dilansir dari Live Science, Kamis (3/9) dalam analisis baru yang memasukkan data dari tujuh uji klinis, obat tersebut diklaim dapat mengurangi kematian di antara pasien hingga sepertiganya, dibandingkan dengan pasien yang hanya diberikan perawatan standar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui pedoman pengobatannya untuk kortikosteroid. Lembaga itu merekomendasikan bahwa mereka yang terinfeksi virus corona baru dapat menerima obat itu selama 7 hingga 10 hari sebagai standar perawatan baru.
Namun demikian, pedoman itu menyebut bahwa mereka yang hanya mengalami infeksi ringan tidak boleh menggunakan steroid, lantaran data saat ini menunjukkan bahwa kelompok itu tidak akan mendapat manfaatnya bahkan justru bisa membahayakan.
Sejak awal, sudah ada petunjuk positif bahwa steroid bisa menyelamatkan hidup pasien Covid-19. Misalnya data dari China yang diterbitkan di Journal of American Medical Association, yang menunjukan bahwa kortikosteroid dapat mengurangi kematian di antara pasien virus corona dengan sindrom gangguan pernapasan akut.
Selain itu pada bulan Juni, para peneliti di Inggris juga melaporkan bahwa steroid yang disebut deksametason mampu mengurangi tingkat kematian pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen tambahan, baik melalui ventilasi atau metode yang kurang invasif.
Deksametason bekerja dengan menekan sistem kekebalan dan mengurangi peradangan dalam tubuh, dan biasanya diresepkan untuk psoriasis, rheumatoid arthritis, asma dan beberapa jenis kanker, seperti leukemia.
Dalam analisis baru, para peneliti melihat uji coba yang menguji deksametason atau salah satu dari dua steroid lain, yakni hidrokortison dan metilprednisolon. Semua obat tersebut juga meredam respons kekebalan, menyebabkan pembuluh darah mengkerut dan membantu mengurangi fibrosis, atau perkembangan jaringan parut yang tebal.
Menurut analisis, ketiga steroid mengurangi kematian pasien pada tingkat yang sama. Secara keseluruhan, penulis menghitung penurunan 34% dalam risiko kematian di antara pasien sakit kritis yang diberi steroid dibandingkan dengan mereka yang diberi perawatan standar.
Stat News melaporkan secara keseluruhan, hanya 18% dari mereka yang memakai steroid melaporkan efek samping yang serius, dibandingkan dengan 23% dari mereka yang diberikan perawatan standar dalam uji coba individu.
Todd Rice, seorang profesor kedokteran dan dokter perawatan kritis di Vanderbilt University School of Medicine mengatakan analisis baru ini akan menghilangkan keraguan yang tersisa tentang pemberian steroid pada pasien Covid-19 yang kritis.
Adapun studi sebelumnya tentang virus corona SARS-CoV dan MERS-CoV menunjukkan bahwa steroid mungkin mengganggu sistem kekebalan tubuh saat mencoba melawan patogen, tetapi tampaknya itu tidak menjadi perhatian besar dalam kasus SARS-CoV-2.
Sumber : Bisnis
Comments