STARJOGJA.COM, Info – Tempat makan dan restoran menjadi klaster Covid-19 dan sudah menyumbang beberapa kasus positif. Dari catatan @pandemictalks, ada beberapa tempat makan yang sudah menjadi klaster itu tersebar di beberapa daerah.
Pertama, di Warung Soto Lamongan di Yogyakarta. Dari tempat tersebut tercatat menyumbang 20 kasus.
Kronologisnya, pada 10 Agustus ditemukan 10 orang positif Covid-19 karena tertular dari pedagang soto Lamongan. Setelah dilakukan tracing, ternyata yang tertular naik jumlahnya menjadi 20 orang.
Baca juga : Kegiatan Berkumpul Warga Picu Penyebaran Klaster Keluarga
Mereka yang tertular adalah keluarga, staf, dan pengunjung, bahkan satu orang pembeli yang membawa pulang.
Kedua, klaster Rumah Makan Bu Fat di Semarang, Jawa Tengah.
Kronologisnya diawali dari pemilik rumah makan yang terkena flu.
Setelahnya 30 orang pekerja dan warga sekitar dites swab dan hasilnya menunjukkan 20 orang terkena Covid-19.
Ketiga, Rumah Makan Rawon Nguling di Probolinggo, Jawa Timur. Dari rumah makan tersebut, tercatat ada 15 orang dari 20 staf yang dinyatakan terinfeksi Virus Corona, dua di antaranya bahkan meninggal dunia, yaitu pemilik warung makan dan anaknya.
Keempat, klaster Rumah Makan Pondok Bahrei di Bogor. Dari tempat makan tersebut tercatat ada delapan orang yang positif Covid-19 setelah dilakukan tracing terhadap 17 orang konrak erat di klaster tersebut.
“Klaster tempat makan ini risikonya tinggi karena umumnya pada saat berada di tempat makan orang akan membuka masker. Belum apabila ruangannya tertutup, virus bisa bertahan menempel di benda termasuk alat makan yang akhirnya menularkan ke pengunjung yang makan di tempat,” tulis Firdza Radiany, inisiator Instagram @pandemictalks beberapa waktu lalu.
Selain itu, penerapan protokol VDJ atau ventilasi, durasi, dan jarak antara para pengunjung yang makan di tempat pun tak dapat dipastikan dipatuhi dengan baik.
“Para pengunjung apalagi yang datang bersama keluarga atau teman pasti berlama-lama makan dan mengobrol. Belum lagi kursi-kursi yang sudah ditandai X pun tetap ditempati sehingga sulit menerapkan jaga jarak. Beberapa pemilik tempat makan juga menolak mengurangi jumlah kursi yang disediakan. Ini bikin penyebaran virus makin mudah terjadi,” jelasnya.
Sumber : Bisnis
Comments