STARJOGJA.COM, Info – Hati-hati bagi yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid di tengah pandemi Covid-19. Sebab, jika terkena maka Covid-19 tidak melihat status orang tersebut.
Baru-baru ini, misalnya, Sekda DKI Jakarta Saefullah yang meninggal dunia akibat Covid pada 16 September 2020 lalu tercatat memiliki riwayat penyakit bawaan asam lambung dan penyakit jantung.
Sementara itu, Lurah Meruya Selatan Ubay Hasan juga meninggal akibat infeksi Virus Corona dan dikabarkan memiliki komorbid sakit lambung sebelum dinyatakan positif Covid-19.
Baca Juga : Epidemiolog Tidak Paham Klaim Anies dalam Penanganan Covid-19 DKI Jakarta S
Menurut data Kemenkes, 50,6 persen pasien positif Covid-19 juga mengidap hipertensi, 34,4 persen menderita diabetes melitus, 19,8 persen menderita penyakit jantung, 10 persen menderita penyakit paru, dan 6,3 persen menderita penyakit ginjal.
Penyakit lainnya yang juga banyak diderita para pasien antara lain asma, penyakit hati, TBC, kanker, autoimun, lanjut usia, dan hamil.
Sementara itu, dari sisi usia pasien meninggal terbanyak dari penderita Covid-1 dengan rentang usia 60 tahun ke atas sebanyak 40,9 persen. Disusul oleh rentang usia 46-59 sebanyak 39,4 persen. Kemudian, rentang usia 31-45 yang meninggal 13,8 persen, dan usia 19-30 persen 4,1 persen.
Dokter Spesialis Geriatri RSUD Hasan Sadikin Bandung Lazuardhi Dwipa mengatakan bahwa populasi lansia terutama menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap penularan Covid-19. Peningkatan risiko dan kasus makin tinggi apabila penderita Covid-19 punya komorbid.
“Beberapa penyakit penyerta tidak menular yang bisa meningkatkan risiko antara lain seperti hipertensi, diabetes, paru kronis, jantung, dan banyak penyakit lain,” kata Lazuardhi beberapa waktu lalu.
Penderita komorbid terutama lansia bisa mengalami kondisi fatal ketika terkena Covid-19 lantaran sudah terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ di dalam tubuh, misalnya otak, jantung, paru, ginjal, sistem imunitas, dan darah.
Selain itu, jelas Lazuardhi, kinerja organ tubuh juga sudah menurun, termasuk cadangan fisiologisnya. Cadangan fisiologis ini biasanya bekerja ketika tubuh sedang dalam kondisi stres atau sakit, tapi ketika baik fungsi dan cadangannya menurun, tubuh akan mengalami kegagalan fungsi organ.
Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit Cicendo Shinta Stri Ayuda juga mengimbau bahwa apabila memiliki penyakit penyerta dan mengalami gejala Covid-19, seperti demam tinggi dan batuk kering, diminta agar segera melakukan tes swab atau PCR, dan tidak lagi melakukan rapid test.
“Ini agar penanganan bisa segera karena tes PCR bisa mendeteksi langsung keberadaan virusnya, bukan hanya mendeteksi antibodi di dalam tubuh,” kata dia.
Sumber : Bisnis
Comments