STARJOGJA.COM, Info – Pemerintah negara bagian Amerika Serikat telah membuktikan bahwa perintah tinggal di rumah ampuh lawan Covid-19. Tinggal di rumah lebih ampuh lawan Covid-19 daripada penutupan bisnis.
Pernyataan ini diungkapkan oleh tiga orang peneliti asal University of Pennsylvania, ekonm Kent Smelters, analis Alexander Arnon, dan John Rico, dalam sebuah studi baru yang dirilis pada Rabu (23/9/2020).
Dilansir dari Bloomberg, studi tersebut menyebut bahwa intervensi yang menargetkan perilaku individu seperti perintah tinggal di rumah lebih efektif dalam mengurangi penularan virus.
Baca Juga : Sistem Bersatu Lawan Covid-19 Diluncurkan
“Selain itu, dampak negatif terhadap perekonomian lebih rendah daripada langkah-langkah penutupan bisnis,” tulis mereka.
Studi ini adalah salah satu dari beberapa makalah yang dipresentasikan pada konferensi yang diselenggarakan oleh Brookings Institution di Washington pada Kamis (24/9/2020) guna mempelajari dampak Covid-19 terhadap ekonomi AS.
Ketiga orang tersebut tersebut mengatakan upaya pemerintah untuk menutup sekolah dan bisnis serta mendorong individu untuk menjaga jarak sosial menyelamatkan sekitar 33.000 nyawa di AS hingga 31 Mei.
Dari jumlah tersebut, mereka menyimpulkan bahwa tindakan tinggal di rumah paling banyak dilakukan, berkontribusi sekitar setengah dari jumlah tersebut. Sementara itu, penutupan berkontribusi sekitar 28 persen, sedangkan penutupan bisnis yang tidak penting menyumbang 22 persen.
Sementara itu, tindakan tersebut membuat sekitar 3 juta orang kehilangan pekerjaan, atau 15 persen dari total hilangnya lapangan kerja sejak awal pandemi hingga Mei. Hampir setengah dari dampak tersebut disebabkan oleh penutupan bisnis, 30 persen oleh perintah tinggal di rumah, dan 22 persen oleh penutupan sekolah.
“Penutupan bisnis menyumbang bagian penurunan pekerjaan yang jauh lebih besar daripada penurunan tingkat penyebaran (48 persen vs. 22 persen), sementara yang sebaliknya berlaku untuk perintah tinggal di rumah (30 persen vs. 50 persen),” tulis mereka.
Dalam makalah lain yang dirilis, empat ekonom termasuk Fabian Lange dari McGill University mengatakan peran perumahan tenaga kerja sementara yang terlalu besar dalam resesi Covid-19 akan menghasilkan pemulihan pasar kerja yang lebih cepat.
Mereka memperkirakan tingkat pengangguran akan turun menjadi rata-rata 7,1 persen pada kuartal IV/2020. Adapun, ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan tingkat pengangguran akan mencapai 8,5 persen.
Ekonom Kenneth Rogoff, Carmen Reinhart, dan Ethan Ilzetzki memperingatkan stabilitas nilai tukar saat ini yang dicapai melalui suntikan likuiditas besar-besaran dari bank sentral mungkin menutupi kerapuhan, bukan kekuatan.
“Ini adalah pertanyaan terbuka. Seiring dengan pemulihan ekonomi, peningkatan likuiditas yang lebih tinggi pada akhirnya akan berubah menjadi inflasi, terutama jika bank sentral tetap khawatir dengan pertumbuhan yang rendah dan hutang sektor publik dan swasta yang tinggi,” kata mereka.
Sumber : Bisnis
Comments