STARJOGJA.COM, Info – Pandemi Covid-19 membuat orang stres dan tertekan dengan tingginya kasus. Bahkan gangguan kesehatan jiwa meningkat karena adanya berbagai pembatasan yang diterapkan untuk menekan angka penularan Covid-19.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes, Siti Khalimah mengungkapkan selama 2020 berjalan, kasus pasung akibat gangguan jiwa bertambah dari 5.200 pada 2019 menjadi 6.200 pada 2020.
“Ini salah satu penyebabnya karena terbatasnya akses ke layanan kesehatan termasuk karena pembatasan wilayah,” jelasnya, Kamis (10/1/2020).
Baca juga : Manfaat Minum Teh Chamomile bagi Kesehatan
Adapun, rumah sakit jiwa (RSJ) di seluruh Indonesia melaporkan terjadi tren peningkatan kasus gangguan jiwa yang terinfeksi Virus Corona karena sistem pelayanan di RSJ masih merawat para pasien bersama di satu bangsal.
Pasien yang dirawat di RSJ dan para penderita gangguan kejiwaan yang membutuhkan perawatan, karena tersisihkan di tengah pandemi.
Petugas kesehatan saat ini banyak berfokus pada penanganan Covid-19.
“Karena memang tidak mudah, bagaimana kita menyelamatkan nyawa dan tetap tidak tertular. Makanya, pasien dengan gangguan jiwa ini agak terlupakan,” imbuhnya.
Siti menambahkan sebagai upaya antisipasi, pelacakan atau skrining terus dilakukan untuk menurunkan penularan antarpasien penyakit jiwa.
Selain itu, RSJ juga menurunkan tingkat hunian dan pembatasan hunian dan rawat jalan.
“Ini menimbulkan masalah baru, karena akses ke layanan kesehatan jiwa menurun. Ini juga yang menyebabkan peningkatan kasus kejiwaan,” jelas Siti.
Untuk meningkatkan akses, Kemenkes mecoba memberikan bantuan psikologis awal kepada masyarakat lewat call center di 119 ext 8.
Selain itu, bersama dengan organisasi profesi juga melakukan pendampingan di rumah sakit untuk pasien Covid-19, seperti di Wisma Atlet, yang harapannya bisa mengurangi masalah kejiwaan dari pasien Covid-19.
Sumber : Bisnis
Comments