STARJOGJA.COM, Info – Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo membanggakan tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia. Menurut Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman rasio kesembuhan terhadap total kasus positif bukan indikator keberhasilan suatu negara mengendalikan pandemi.
Dicky menjelaskan bahwa virus Corona (Covid-19) merupakan penyakit baru yang sejauh ini diperkirakan memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan orang yang terinfeksi.
Baca Juga : BPJS Kesehatan Tingkatkan Layanan dengan Pandawa
“Baru sebagian yang ketahuan [dampak jangka panjang]. Sebagian ini juga temuan yang tidak menggembirakan, bahwa 50 persen ada gangguan paru, 80 persen ada gangguan jantung,” katanya kepada Bisnis, Selasa (6/10/2020).
Oleh karena itu, dia menyatakan prinsip yang seharusnya dianut pemerintah adalah tindakan preventif. Mencegah adalah hal terbaik yang bisa dilakukan dalam menghadapi virus yang belum diketahui seluruh dampaknya terhadap tubuh manusia.
Selain itu, mayoritas pasien Covid-19 pulih dengan sendirinya mengandalkan imun tubuh. Hal ini utamanya orang yang bergejala ringan atau tanpa gejala.
Kemudian orang-orang yang telah terinfesi memiliki kemungkinan kembali tertular. Ada studi yang menyebutkan bahwa antibodi terhadap virus Corona hanya bertahan tiga bulan.
Menurut Dicky, meningkatkan kemampuan pemerintah dalam testing, tracing, dan treatment (3T) merupakan yang paling utama untuk pengendalian. Hal ini harus dilakukan bersamaan dengan masyarakatn yang disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Pemerintah semestinya berpedoman kepada positivity rate atau tingkat positif orang yang dites dalam satu waktu. Hal ini merupakan indikator tingkat penularan di suatu wilayah.
Saat ini positivity rate Indonesia sangat tinggi, atau 16,11 persen. Angka ini lebih dari tiga kali lipat standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.
Adapun, sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro mengatakan tingkat kesembuhan kasus Covid-19 di Indonesia meningkat. Per 5 Oktober 2020, kasus sembuh secara akumulasi sebanyak 232.593 orang, sehingga tingkat kesembuhan pada pekan pertama bulan ini sebesar 75,27 persen.
Reisa menyebutkan bahwa pada pekan sebelumnya tingkat kesembuhan berada pada angka 73,77 persen.
“Sedangkan kasus aktif kita 63.274 orang. Kita doakan segera sembuh dan selesai dari isolasi,” kata Reisa melalui video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (5/10/2020).
Sumber : Bisnis
Comments