STARJOGJA.COM, Info – Semenjak pandemi Covid-19 banyak pengamen boneka mampang bermunculan di lampu merah Kota Jogja. Maraknya pengamen boneka mampang bukan tanpa sebab, mereka terpaksa melakukan ini demi keberlangsungan hidup.
“Saya jadi pengamen boneka mampang itu banting stir mba. Tadinya saya jualan kerupuk palembang tapi karena tidak laku dan jadi malah banyak hutang akhirnya saya memilih kayak gini,” tutur Bapak Vina (pengamen boneka mampang), Rabu (14/10/20).
Biasanya, ayah tiga anak ini mengamen boneka mampang setelah pekerjaan di rumah selesai, mulai dari jam delapan sampai dengan menjelang Maghrib. Tempat mangkalnya di perempatan ring road Condongcatur.
Baca juga : Boneka “Salman” Jadi Icon Baru Sleman
Koin demi koin ia kumpulkan bersama patner kerjanya, tidak peduli seberapa panas terik matahari membakar kulitnya juga keringat yang membasahi bajunya, demi keluarga dirumah ia lakukan dengan semangat.
Ia juga bercerita bahwa ia pernah terkena razia oleh Satpol PP, tetapi pada hari keempat ia memutuskan untuk kabur dari tempat penampungan.
“Kalau saya tetap berada di penampungan makan apa anak sama istri saya? Belum lagi ada mertua dan juga adik ipar yang tinggal bersama saya,” ujarnya.
Walau penghasilannya tidak seberapa ia selalu menyisihkan uang untuk mencicil hutang dan juga membayar sewa kostum boneka mampang dengan biaya Rp 50 ribu perharinya.
Penulis : Novi Nabelasari
Comments