STARJOGJA.COM, Info – Milenial harus mencontoh Agung Dwi Prakoso (21) yang menginisiasi berdirinya Blokosutho Farm yaitu komunitas peminat bidang agrobisnis. Blokosutho Farm ini terbentuk saat datangnya pandemi Covid-19.
“Blokosutho terbentuk untuk menampung temen-temen yang hobi bertanam, khusunya tanaman organik. Bahkan di awal, kami juga sempat berpikir untuk mendirikan laboratorium agro bagi rakyat, membuat apa-apa sendiri di situ,” ungkapnya via whatsapp, Sabtu (17/10/20).
Tidak memerlukan pengeluaran banyak uang, bersama tiga orang rekannya, Agung Dwi Prakoso merintis berdirinya Blokosutho Fram pada awal April 2020 bertempat di Bendosari, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Ia sadar betul bahwa kondisi lingkungan dan wilayah sekitarnya cukup baik untuk mendukung kegiatan agrobisnis tersebut.
Baca juga : Harga Kopi Dunia Turun, Petani Kolombia Pergi
“Orang-orang di sekitar sini umumnya bertanam sayur-mayur menggunakan cara anorganik. Maka dari situ, kami mencoba bertaman secara organik, hidroponik dan juga pengembangan jamur,” tuturnya.
Sayur-mayur yang ditaman oleh Blokosutho ada beberapa jenis, seperti sawi, pakcoy, seledri, jamur dan lainnya. Untuk urusan pupuk maupun obat hama, Blokosutho Farm membuat keduanya secara mandiri dengan cara yang tentunya organik pula.
“Kami membuat pupuk dan obat hama organik sendiri dengan bekal pengetahuan dari teman-teman atau komunitas-komunitas lain yang sudah berpengalaman dalam hal itu. Pokoknya ilmunya saling sharing, Mbak,” ungkapnya.
Mencapai umur Blokosutho Farm yang sudah jalan beberapa bulan ini, Agung melihat kesempatan besar bagi Blokosutho Farm untuk terus belajar dan berkembang.
“Saya berharap Blokosutho akan bertambah banyak lahannya dan tambah dikenal namanya. Blokosutho Farm juga bercita-cita untuk mempunyai produk-produk organik baik tanaman maupun pupuk dengan kekhasannya sendiri,” tuturnya.
Sementara di akhir wawancara, Agung mengatakan bahwa Blokosutho Farm sangat terbuka bagi siapapun yang ingin belajar mengenai pertanian organik.
“Khususnya untuk temen-temen yang bertempat tinggal di desa, yang masih punya banyak lahan di sana, mari belajar bersama-sama, sharing-sharing, agar agrobisnis organik sejenis ini keberadaannya menjadi umum,” tutupnya.
Penulis: Febryanti ds
Comments