STARJOGJA.COM, Info – Yogyakarta menawarkan variatifnya tempat ngopi dengan beragam kafe beserta keunikan dan inovasinya. Cieriek Kopi Indonesia adalah salah satu kafe yang mempunyai keunikan tersendiri. Mengapa bisa seperti itu? Jawabannya, karena Cierek didirikan dengan konsep perpaduan tiga budaya yaitu budaya Aceh, Jawa, dan Minahasa.
Kafe yang berlokasi di Jl. Menayu Lor 2, Kersan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul ini mengambil nama Cieriek dari bahasa daerah Aceh. Kata Cieriek dalam bahasa Aceh mempunyai arti ceret (teko).
Dari Cieriek (teko) tersebut, lambang kafe Cieriek pun menggunakan gambar teko. Bukan hanya nama saja yang diambil dari Aceh, namun menu andalan di kafe ini juga merupakan kopi tradisional Aceh yang dikenal dengan kopi saring Aceh.
Baca juga : Anomali Coffee Lalui 7 Tahap Proses Penyajian Kopi
Cieriek Kopi Indonesia menyediakan ruang indor dan outdor. Ruangan indor Cieriek menggunakan bangunan rumah adat Joglo dari Jawa dan rumah adat Panggung dari Minahasa.
Sedangakan ruang outdornya diberi suguhan pemandangan dari kedua rumah adat tersebut. Di bawah rumah adat Panggung digunakan sebagai mini bar dengan tujuan agar kafe ini tetap ada sentuhan modernnya.
Maria Theresia Sri Yuliastuti, pendiri kafe Cieriek, memilih konsep kafe yang seperti itu bukan tanpa alasan. Selain estetik dan menjadi beda dari yang lain, Ia juga ingin turut melestarikan budaya yang perlahan-lahan mulai hilang.
“Kan rumah seperti ini kan identik sama rumah-rumah suku-suku adat di Indonesia, jadi ini cara untuk menghormati aja kalau seperti ini ada estetiknya tersendiri. Selain menghormati, juga menjaga supaya contoh-contoh budaya seperti ini tetap ada dan eksis, tidak hilang perlahan,” katanya.
Maria Theresia Sri Yuliastuti juga mengatakan, dari konsep tersebut ia ingin menjadikan kafenya tidak hanya sekedar coffeshop. Namun ia ingin kafenya bisa menjadi ruang berkumpul untuk berbagai orang dari berbagai latar belakang.
“Selain itu, konsep ini juga membantu supaya Cieriek ini tidak sekedar coffeeshop, tapi juga sebagai tempat kumpul untuk berbagai orang dari berbagai macam background, daerah, dan budaya,” ucapnya.
Menu yang ditawarkan di kafe ini selain kopi saring Aceh yang menjadi andalan, ada juga kopi jenis Arabika dan robusta Nusantara. Bagi kalian yang bukan penggemar kopi jangan khawatir, di kafe ini juga menyiapkan menu non-coffe seperti varian susu, varian soda, jamu-jamuan, dll.
Kafe yang buka dari pukul 08.00-24.00 juga mempunyai beberapa varian camilan dan makanan berat seperti singkong goreng, pisang goreng, mendoan, rawon daging, nasi goreng, dan masih banyak lagi.
Cukup dengan harga kisaran Rp 15.000-Rp 35.000 kalian sudah bisa menikmati hidangan menu dan suasana berbeda yang tidak ditemukan di tempat lain. Tidak lupa juga, kafe ini juga menyediakan fasilitas wi-fi gratis yang bisa membuat kalian makin betah berlama-lama di sini.
Penulis: Risqi Febriana
Comments