By 
STARJOGJA.COM, Info – Salah satu rumah yang berada di Jalan Mondorakan, Gang Soka, Kotagede, Yogyakarta sudah berusia ratusan tahun. Rumah bersejarah di Kotagede itu dihuni oleh keluarga dari Menteri Agama kedua di era Presiden Soekarno Prof. Dr. Muhammad Rasjidi.
Prof. Dr. Muhammad Rasjidi pernah hidup dilingkungan Kotagede, dan besar di lingkungan rumah tersebut. Diperkirakan luas tanah yang mengelilingi rumah tersebut sekitar 2000 Meter. Rumah peninggalan Menteri Agama kedua, pada era presiden Soekarno itu sudah ditinggalakan oleh penghuninya, dan kini rumah tersebut sudah masuk kedalam Cagar Budaya.
“Karena Pak Rasyidi pada waktu itu sudah tidak bekerja di sini (Jogja) dan beliau bekerja di luar jogja, akhirnya rumah itu dikosongkan, pada saat eranya Soekarno,” ujar Pak Nono penjaga rumah tersebut.
Baca juga : Omah Kalang Icon Kejayaan Saudagar Kotagede
Rumah bersejarah itu dibangun oleh Ibu Atmo Sudigdo pada tahun 1860, beliaulah orang tua dari Prof. Hasyirasidi. Nono mengatakan keluarga Prof. Dr. Muhammad Rasjidi (Ibu Atmo Sudigdo) ada enam orang anaknya mempunyai title termasuk beliau.
Didalam bangunan yang bersejarah itu terdapat tiga kamar, salah satunya adalah kamar dari Prof. Dr. Muhammad Rasjidi yang hingga kini tidak ada satupun orang yang dapat masuk kedalam kamar tersebut. Nono mengatakan di dalam kamar tersebut terdapat dua berangkas yang berisikan perhiasan.
“Dikamar yang dikunci itu ada berangkas yang berisikan perhiasan milik keluarga beliau (Pak Rasidi), dan kunci kamarnya dibawa sama yang punyanya,” ujar Nono
Setelah Kotagede dinobatkan sebagai kampung wisata, kini rumah yang masuk kedalam cagar budaya tersebut, dapat dikunjungi oleh wisatawan yang ingin mengetahui sejarah dari rumah itu. Nono mengatakan rumah tersebut pernah dijadikan sebagai lokasi pilihan bagi para calon pengantin atau pre wedding.
“Dirumah ini pernah ada yang poto poto preweding gitu mas, tapi pas poto poto juga bapak selalu ikut takut ada apa apa sama mereka karena tau sendiri rumah ini seperti apa,” ujarnya
Penulis : Nurrokhim
Comments