STARJOGJA.COM, Info – Apartemen nano atau hunian mungil banyak digunakan atau dijual di pasar perumahan di Hong Kong. Rekor 13 persen apartemen yang terjual pada 2019 berukuran kurang dari 260 kaki persegi, atau lebih kecil dari dua tempat parkir mobil, menurut laporan oleh Liber Research Community yang dirilis Senin (4/1/2021).
Unit-unit kecil ini hanya menyumbang 0,2 persen dari total penjualan pada 2010. Tingginya harga properti di Hong Kong menyulitkan generasi muda untuk menaiki tangga perumahan. Keterjangkauan properti di kota itu adalah yang terburuk di dunia, melampaui hot spot perumahan lainnya seperti Vancouver, Sydney, dan Los Angeles.
Pengembang dalam beberapa tahun terakhir beralih ke menawarkan rumah yang lebih kecil kepada pembeli sehingga mereka mampu membelinya. Meskipun apartemen kecil ini masih dapat dijual dengan harga lebih dari HK$5 juta (Rp8,95 miliar), mereka hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar.
Baca juga : Lebih Suka Sewa Apartemen Pilihan Anak Muda Jakarta
Di antara 8.550 apartemen nano yang diperiksa oleh Liber Research antara 2010 dan 2019, sekitar 85 persen tidak memiliki kamar tidur terpisah, dan 70 persen tidak memiliki jendela di toilet. Hampir semua memiliki dapur terbuka.
Tempat tinggal yang sempit telah lama menjadi masalah di Hong Kong. Orang berpenghasilan rendah menggunakan apa yang disebut rumah peti mati yang pada dasarnya hanya tempat tidur.
Beberapa yang tidak mampu membayar sewa tempat tinggal lebih memilih ruang yang lebih besar tinggal secara ilegal di bangunan industri atau rumah kontainer.
Henderson Land Development Co adalah penjual apartemen nano terbesar, menyumbang sepertiga dari penjualan pada periode tersebut, kata laporan itu.
Meskipun ekonomi kota telah berada di bawah tekanan selama pandemi, dengan pengangguran naik ke level tertinggi dalam 15 tahun, pasar properti tetap tangguh. Harga rumah turun hanya 1 persen pada 2020, demikian data dari Centaline.
Sumber : Bloomberg
Comments