STARJOGJA.COM, Info – Masyarakat keturunan Jawa di Sri Lanka berharap dapat menyambung ikatan bathin dengan para leluhur dan belajar Bahasa serta Budaya Indonesia. Minister Counsellor KBRI Colombo Heru Prayitno mengatakan keinginan tersebut merupakan salah satu yang mengemuka pada pertemuan antara Dubes RI Colombo I Gusti Ngurah Ardiyasa dan masyarakat keturunan Jawa yang berlangsung secara lesehan pada 26/3/2021 di Masjid Jawa Jummah di Kinniya Sri Lanka.
Kedatangan Dubes RI di Kinniya selain merupakan bagian dari kegiatan diplomasi publik juga untuk memenuhi undangan masyarakat keturunan Jawa di Kinniya, yang menurut M.S.M. Niyas, seorang tokoh keturunan Jawa yang juga menjabat Registrar of the Trincomalee High Court, berjumlah 40.000 orang dari populasi penduduk Kinniya sebesar 100.000 orang.
Dikemukakan juga mengenai sejarah kedatangan orang-orang Jawa ke Kinniya yang terjadi pada abad 16 dan hingga kini keturunan Jawa masih menggunakan tradisi dan budaya Jawa yang diwariskan, termasuk kesamaan penggunaan bumbu-bumbu masakan, panggilan “Kaakkaa” untuk Kakek dan “Nena” untuk Nenek serta bahasa-bahasa keseharian masyarakat Kinniya lainnya.
Baca juga : Sri Lanka Larang Burkak, Muhammadiyah : Islamophobia
Hal yang paling dibanggakan komunitas Kinniya adalah keberadaan “Masjid Jawa Jummah” yang konon berdiri sejak abad 16 dan disahkan keberadaannya di atas tanah hibah oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1904.
Pada 11 Juli 1959, Department of Muslim Religious and Cultural Affairs Pemerintah Sri Lanka menetapkan Mesjid Jawa Jummah sebagai Mesjid yang terdaftar secara resmi yang beralamat di Jalan Jawa Kinniya, Trincomalle.
Saat memberikan sambutan, Dubes RI Colombo sedikit mengulas tentang sejarah kedatangan orang-orang Jawa pada masa penjajahan Belanda di negara yang sebelumnya dikenal dengan Ceylon. Dubes RI juga menanggapi dengan antusias keinginan masyarakat keturunan Jawa di Kinniya menyambung ikatan bathin dengan para leluhur dan menyatakan kesediaan mengkomunikasikan hal tersebut kepada instansi terkait di Indonesia.
“Tersambungnya ikatan bathin bisa juga berarti peningkatan aktifitas people-to-people yang sangat bermanfaat bagi peningkatan citra Indonesia di dunia internasional,” pungkas Dubes I Gusti Ngurah Ardiyasa.
Kinniya merupakan kota yang terletak di pinggir pantai sebelah timur Trincomalle yang termasuk Provinsi bagian Timur Sri Lanka. Kota tersebut berjarak 240 km dari Colombo. Pada masa lalu, masyarakat keturunan Jawa di Kinniya pada umumnya berniaga mutiara dan gading.
Kegiatan di Kinniya diatur oleh A.L.M Lafeer, Attorney-at-law yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Sri Lanka untuk Jordania, Mohamed Naleem dan Dr. A. Ajith selaku pengurus Masjid Jawa Jummah, serta Counsellor KBRI Colombo Boyke Nurdin.
Comments