STARJOGJA.COM, Info – Hantaman sektor pariwisata dan perhotelan dialami secara global karena imbas pandemi. Meskipun saat ini mobilitas para wisatawan terhambat, namun industri ini justru mengajak untuk menggunakan cara baru dalam liburan.
Ekonom dari Institute for Development on Economic and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan saat ini staycation menjadi salah satu tren yang populer semenjak masa pandemi.
“Tren staycation naik 40-30 persen pada saat peak pandemi. Masyarakat yang bosan di rumah mencari cara agar dapat liburan dengan protokol kesehatan,” paparnya dalam acara papar Webinar Insight from IdeA, Selasa (30/3/2021).
Baca juga : Ini Tips Liburan Bareng Keluarga di Rumah Aja
Kenaikan minat staycation sendiri saat ini dimanfaatkan banyak pihak hotel untuk dijadikan pelayanan dan promosi yang ditawarkan. Bahkan cara menginap ini dibuat paket staycation dengan penawaran harga yang dibuat menarik Meskipun libur ini terdengar membosankan karena hanya berdiam diri seperti di rumah, namun tetap jadi incaran.
Staycation dianggap dapat memberikan suasana baru, terutama keluar dari rumah dan menikmati fasilitas hotel. Bhima beranggapan bila gaya berlibur di tengah pandemi saat ini lebih mengikuti kebutuhan masyarakat.
Seperti halnya menciptakan program untuk para pekerja digital nomad dengan memberikan penawaran work from hotel. Pendapatan individu Digital Nomad rata-rata US$50.000-99.000 setara Rp722 juta per tahun.
Potensi total digital nomad dapat menembus Rp21,4 triliun per tahun. Tren yang terjadi selama pandemi mempercepat perkembangan digital nomad 3-6 tahun.
” Seperti berlibur, namun bedanya menginap di hotel kali ini tujuannya untuk kerja. Jadi bisa sambil relaksasi dan juga produktif bekerja. Diperlukan model pelayanan yang berbeda, spesifik dengan menggunakan pendekatan working space yang unik ditiap tempat,” tutupnya.
Sumber : Bisnis.com
Comments