STARJOGJA.COM, JOGJA – Isu ASPD Bocor, Disdik Sleman Bentuk Tim Pencari Fakta. Isu bocornya soal Asesmen Standar Pendidikan Daerah (ASPD) di salah satu SMP di Sleman mencuat di Twitter pada Rabu (7/4/2021) lalu. Merespons hal itu, Dinas Pendidikan Sleman akan membentuk tim pencari fakta.
Sebagai informasi, soal ASPD itu diduga dibocorkan oleh salah seorang guru di akun Twitter.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman, Ery Widaryana, mengaku belum bisa memastikan kebenaran isu tersebut. Pihaknya telah berkoodinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DIY terkait kasus tersebut. “Kami tidak bisa memastikan bocor atau tidak karena tidak tahu soal yang diujikan seperti apa,” ujarnya, Kamis (8/4/2021).
Ia menjelaskan soal ASPD dibuat oleh tim penyusun di tingkat provinsi. Artinya, materi soal hanya diketahui oleh Disdikpora DIY. Sedangkan Dinas Pendidikan Sleman tidak mengetahui materi soal ASPD, sehingga sampai saat ini belum bisa membenarkan tetrjadinya kebocoran.
Adapun oknum guru yang diduga membocorkan soal ASPD di Twitter, kata Ery, tidak termasuk dalam tim penyusun soal. Untuk itu, pihaknya bersama Disdikpora DIY akan membentuk tim pencari fakta untuk mengetahui kronologi dan siapa pelakunya.
Pihaknya akan mengusulkan kepada Disdikpora DIY agar ASPD matematika di SMP dilaksanakan ulang dengan soal yang berbeda. Ini untuk memberi rasa keadilan bagi semua siswa.
Ery menambahkan hasil ASPD tidak menentukan kelulusan peserta didik. ASPD sebatas evaluasi standar penguasaan kompetensi siswa selama melakukan pembelajaran jarak jauh. Asesmen ini juga menjadi salah satu bahan perhitungan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“ASPD tidak menentukan kelulusan siswa, karena kelulusan ditentukan oleh Ujian Sekolah yang diselenggarakan oleh masing-masing sekolah. Agar ASPD mendapatkan hasil yang valid maka siswa dihadirkan ke sekolah,” ujarnya.
Sanksi
Sekretaris Dewan Pendidikan DIY, Apriyanto, menyesalkan adanya kebocoran soal ini yang bisa terjadi di kota pendidikan. Ia berharap pelaku diberi sanksi. “Perlu ada sanksi karena ini sudah memalukan,” katanya.
Berdasarkan informasi yang ia himpun, persoalan dimulai ketika di SMP tersebut pada 28 dan 29 Maret dilaksanakan latihan ujian ASPD melalui Zoom. Kemudian saat dilaksanakan ASPD pada Rabu (7/4/2021), didapati ternyata soalnya sama dengan yang telah diberikan saat latihan.
Ia menduga, jika memang ASPD bocor tidak mungkin dilakukan oleh satu orang guru saja. Melainkan butuh oknum lain yang terlibat. Sebab itu Tim Pencari Fakta dapat segera mengungkap bagaimana kasus ini terjadi.
Sumber: Harianjogja.com
Comments