STARJOGJA.COM. INFO – Wayang Pop Culture Karya Ilustrator Surabaya Diapresiasi Disney, Hingga Aktor Bennedict Cumberbatch. Sejak tahun 2009, komikus sekaligus ilustrator asal Surabaya, Is Yuniarto, mengangkat tema pewayangan ke dalam karya komik bertajuk Garudayana.
Dengan menampilkan gaya visual, dialog, dan cerita yang modern, jadilah serial komik wayang versi nusantara generasi baru.Wayang Pop Culture Karya Ilustrator Surabaya Diapresiasi Disney
Komik ini menampilkan karakter utama ciptaannya, bernama Kinara, gadis remaja yang juga adalah pemburu harta karun. Pada suatu hari Kinara menemukan telur garuda terakhir.
Awalnya, ide Is sempat diragukan oleh pihak penerbit. Apalagi mengingat bahwa sebelumnya Is lebih dikenal sebagai komikus yang kerap mengangkat cerita bertema fantasi dan fiksi ilmiah.
“Kalau bicara industri dan pasar, tidak ada jawabannya atas pertanyaan apakah wayang itu laku. Bahkan jawabannya bisa jadi tidak laku, karena yang kenal wayang itu adalah orang-orang tua. Dari sisi sales ataupun dari sisi marketing, ini hal yang sulit buat dijual,” jelasnya.
Namun, ternyata komiknya mendapat tanggapan yang sangat positif, baik dari generasi muda mau pun yang terdahulu. Pada waktu itu Is sengaja membuka “hotline” lewat SMS dan e-mail, agar para pembaca bisa mengirimkan komentar mengenai komiknya. Komentar-komentar yang masuk berhasil membuatnya tersentuh.
“Tanggapan dari mereka sangat positif, mengharukan sekali, baik itu dari generasi anak-anak, bahkan yang membuat saya bahagia adalah banyak juga dari generasi yang lebih tua, jadi misalkan message atau ada pesan dari kakek-kakek, dimana mereka senang sekali ketika mereka melihat cucunya membaca komik wayang lagi. Nah, itu saya sangat tersentuh,” cerita Is Yuniarto kepada VOA belum lama ini.
Kemunculan kembali komik wayang dengan cerita yang lebih modern ikut didukung oleh Ki Midiyanto, dalang, yang sejak tahun 2004 menjadi dosen gamelan di University of California, Berkeley, di California.
“Menurut saya komik wayang, saya bisa mendukung, justru itu menambah perbendaharaan budaya, kan? Karena kalau komik tradisi, itu memang, satu, bahasanya, unsur bahasa yang sangat susah dimengerti. Apalagi dalam bahasa Jawa. Wayang itu memang dramatis, dan sebagainya itu kan harus dituntut dengan bahasa yang sudah mendalam. Jadi wayang bahasa Jawa di Indonesiakan ini, greget atau ‘nges’ nya tidak mengena,” ujar Ki Midiyanto kepada VOA baru-baru ini.
Comments