STARJOGJA.COM, Info – Saat Ramadan ini pendapatan dari sektor pariwisata di Bantul mengalami penurunan yang signifikan. Selain calon pengunjung yang memilih fokus beribadah di bulan Puasa, adanya pandemi dan perpanjangan pembatasan dinilai menjadi faktor menurunnya kunjungan wisatawan ke Bumi Projotamansari.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan di bulan Ramadan, rata-rata jumlah pengunjung yang datang ke sejumlah objek di Bantul berkisar 1.000 orang per hari. Jumlah ini sama dengan tahun sebelumnya.
BACA JUGA : Perbatasan Bantul Akan Dijaga Ketat saat Mudik Lebaran
Alhasil, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena angka kunjungan ini selalu menurun di saat bulan Ramadan.
“Dan, dari jumlah tersebut, wisata pantai masih jadi primadona. Banyak pengunjung yang datang pagi atau sore hari. Kalau siang hari jelas jarang, karena warung-warung juga pada tutup pada bulan Ramadan,” kata Kwintarto, Rabu (14/4/2021).
Kwintarto menambahkan, kondisi penurunan jumlah pengunjung ini diperkirakan akan sampai pada libur Lebaran mendatang. Di mana, pada saat libur Lebaran, Dispar memerkirakan ada sekitar 10.000 pengunjung per hari yang akan memenuhi objek wisata di Bantul.
“Namun, kemungkinan jumlah ini sulit dicapai. Karena ada larangan mudik. Otomatis kami kami hanya bisa mengandalkan kunjungan wisatawan lokal nantinya,” terang Kwintarto.
Menurut Kwintarto, sejatinya angka kunjungan pengunjung di Bantul pada triwulan pertama memperlihatkan tren naik. Di mana, sekitar 100.000 pengunjung setiap bulannya datang ke objek wisata di Bantul.
“Hanya saja ini masih di bawah target kami. Kami targetkan ada 150.000 an pengunjung tiap bulan. Pada Januari dan Maret kemarin, angkanya tidak sampai segitu. Apalagi, Februari di bawah 90.000 pengunjung,” papar Kwintarto.
Kondisi ini, lanjut Kwintarto kemungkinan akan berlanjut sampai triwulan kedua. Adanya penerapan PPKM Mikro dan kebijakan larangan mudik, membuat sektor pariwisata yang awalnya akan bangkit, harus kembali mengalami kendala.
“Sedangkan, untuk triwulan ketiga dan keempat kami belum bisa perkirakan,” ungkap Kwintarto.
Penurunan jumlah pengunjung juga diperkirakan oleh pengelola objek wisata di Dlingo. Ketua Koperasi Notowono [koperasi yang menaungi sembilan objek wisata di Dlingo] Purwo Harsono mengatakan meski tidak ada penutupan dan pemberlakuan jam kunjungan selama puasa, namun diperkirakan jumlah pengunjung di lokasi wisata tersebut menurun.
Jika pada 5 sampai 11 April ada 23.000 pengunjung, maka selama ramadan, hanya akan ada sebanyak 10.000 pengunjung sepekan.
“Kami perkirakan sepekan hanya sekitar 10.000 pengunjung pas Puasa. Kami memang tidak menutup ataupun memberlakukan jam operasional khusus. Tapi kami pastikan pengunjung menurun,” ucap Ipung-panggilan akrab Purwo Harsono.
Sumber : Harianjogja
Comments