STARJOGJA.COM, Info – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta memantau 8 titik pasar takjil di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kepala BBPOM Yogyakarta Dra. Dewi Prawitasari, Apt., M.Kes mengatakan pengawasan di 8 titik pasar takjil ini bagian dari intensifikasi makanan selama ramadan hingga menjelang lebaran.
“Pengawasan itu lebih ke makanan karena ramadan ini kami melakukan pengawasan di bulan ramadan. Biasanya hanya sekali misal 1 bulan 10 kali maka ini sampai 30 kali,” katanya di Star Jogja 101,3 FM Senin (3/5/2021).
Selain itu pihaknya juga melakukan pengawasan di beberapa titik lainnya mulai dari hulu sampai hilir seperti di pasar, ritel, toko biasa hingga produsen parcel. Pengawasan ini untuk melindungi mayarakat dari produk makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan pangan yaitu harus bebas dari cemaran kimia, fisik dan biologi.
Baca juga : Jelang Ramadan dan Lebaran BBPOM Yogyakarta Intens Operasi
“Waspada kimia ini penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan misal takjil masih ada yang menggunakan penggunaan bahan berbahaya ini. Misal makan bakso kok ada rambut kan sudah tidak berselera. Ini bahaya fisik. Bahaya mikroba bakteri secara visual harus bisa melihat dengan kasat mata,” katanya.
Dewi menjelaskan dalam pengawasan di 8 titik pasar takjil di DIY ini pihaknya menggunakan mobil laboratorium. Pengawasan langsung ini diketahui hasilnya akan keluar dalam lima sampai 10 menit.
“Bagi yang ada bahan borax, setelah hasil keluar langsung ke padagangnya. Pedagang tidak boleh menjual itu lagi,” katanya.
Dewi mengatakan 8 titik pasar takjil itu ada di Kabupaten/Kota di DIY. Kota Jogja ada di pasar Kotagede dan sekitar pasar. Lalu ada di kampung Ramadan Jogokaryan dan di Nitikan.
“Lalu Alun Alun Wonosari, Alun Alun Kulonprogo, Bantul di taman kuliner Imogiri, Pasar Ngangkruk Imogiri, Stadion Maguwoharjo di Sleman. Kauman Nanggulan Kulonroprogo. Kita masih ada 8 titik lagi,” katanya.
Dewi memberikan tips ketika membeli makanan di pasar takjil. Mulai dari pewarna makanan, bahan makanan, pemanis makanan, hingga kemasan makanan.
“Teri Medan, menemukan pada umumnya positif formalin cirinya apa saja, ciri cirinya dia mentah atau sudah jadi itu tidak dilalerin artinya lalat tidak akan hinggap. Kadang lalat jadi indikator. Cendol jangan sampai ngejreng kalau hijau lumut hijau daun itu gapapa tapi kalau ngejreng harus waspadai. Jajan cendol itu jangan dicampur santen kita kasih air, cendolnya digoyang goyang ada cairan kuning ga kalau ada maka dia pakai perwarna non pangan,” katanya.
Ia memberikan tips lainnya pertama kalinya dengan melihat penjualnya apakah mengunakan pakian bersih dan memakai masker. Ketika mengambil makanan tidak menggunakan tangan telanjang tetapi menggunakan alat.
“Pengemasan itu ditiriskan ke kertas koran tidak, kalau iya ga usah, tintanya akan luntur masuk ke makanan pakai plastik hitam atau berwarna itu ga usah. Memilih gorengan itu kita liat minyaknya hitam atau kuning keemasan. Kalau hitam tinggalkan minyak yang dipanaskan berkali kali itu pasti mengeluarkan bahan kimia pencetus kanker ini yang harus diwaspadai,” katanya.
Comments